EVAKUASI AIRASIA

CEO AirAsia Tegaskan Bakal Bantu Semua Pemakaman Korban

Vriana Indriasari | CNN Indonesia
Kamis, 01 Jan 2015 18:17 WIB
CEO PT Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko menegaskan bakal menjamin bantuan proses pemakaman bagi seluruh korban QZ8501.
CEO AirAsia Sunu Widyatmoko (kiri) secara simbolik menyerahkan berkas identifikasi Hayati Lutfiah Hamid kepada kerabat, saat prosesi penyerahan pada keluarga, di komplek Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Kamis (1/1). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Surabaya, CNN Indonesia -- CEO PT Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko menegaskan bakal menjamin bantuan proses pemakaman terhadap seluruh korban QZ8501. Ditemui usai prosesi penyerahan jenazah atas nama Hayati Lutfiah Hamid, Sunu terlihat menyeka air matanya.

"Ya, kami akan bantu semua proses. Staf AirAsia juga sudah ada di rumah korban,” katanya, Kamis (1/1).

Selama prosesi penyerahan jenazah berlangsung, Sunu terlihat tak mampu menahan kesedihannya. Jenazah Hayati adalah korban pertama yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polda Jatim. Korban telah resmi diserahkan ke pihak keluarga.

Sampai saat ini total ada delapan korban yang berhasil dievakuasi oleh tim pencari. Enam jenazah sudah dikirim ke Surabaya, sedangakan dua lainnya masih di Rumah Sakit Immanudin, Pangkalan Bun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses evakuasi dan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 masih terus berlangsung. Cuaca hingga saat ini masih menjadi hambatan terbesar pencarian.

Sebelumnya, CEO AirAsia Group Tony Fernandes memastikan PT Indonesia AirAsia akan mendesak perusahaan asuransi yang digunakan untuk melindungi penerbangan QZ8501 guna mencairkan seluruh hak yang dimiliki keluarga penumpang pesawat nahas tersebut.

“Asuransi untuk penumpang akan kami berikan sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia,” ujar Tony di Posko Penanganan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin lalu.

Tony kembali menegaskan penyesalannya atas peristiwa hilangnya pesawat Airbus A320-200 yang dioperasikan Indonesia AirAsia pada Ahad pagi lalu.

Menurut Tony, perusahaan yang dirintisnya tersebut memiliki standar keselamatan yang tinggi meskipun dikenal sebagai maskapai yang melayani penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier/LCC). “Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen keselamatan suatu penerbangan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Selama 13 tahun terakhir, kami selalu menerapkan standar keselamatan yang tinggi dalam bisnis kami,” ujar Tony.

Sementara Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memastikan pemerintah akan melakukan banyak sekali kajian ulang atas standar keselamatan penerbangan yang berlaku bagi seluruh maskapai di Indonesia, tidak hanya dari sisi teknis perawatan dan pengecekan kelaikan pesawat.

“Tujuannya supaya faktor keselamatan menjadi makin baik,” ujar Jonan tanpa merinci langkah yang akan dilakukan pemerintah. (sip/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER