Jakarta, CNN Indonesia -- Tim identifikasi kini bekerja tak kalah kerasnya dengan tim pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Mereka berasal dari berbagai rumah sakit kepolisian yang ada di Indonesia, secara total ada 11 RS Bhayangkara yang terlibat di dalam tim DVI kepolisian.
Menurut wawancara Koordinator Ante Mortem Ajun Komisaris Besar dr Ony Swasono dengan CNN Indonesia, Rabu lalu, tim medis dan para medis yang terlibat dalam operasi identifikasi jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 berjumlah 60 orang. Mereka berasal dari 39 Kepolisan Resor di Jawa Timur.
“Ada 11 Rumah Sakit Bhayangkara yang terlibat di dalamnya, rata-rata dari mereka merupakan personel yang terlibat dalam kegiatan serupa,” katanya.
Selain dari personel medis dari lingkungan kepolisian, adajuga tim medis yang bergabung dan dipanggil untuk memberikan bantuan. Mereka antara lain dari, RS Porong, Lumajang, Kediri, Nganjuk, dan Bondowoso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minaret Only, Tim besar ini terdiri dari, istilah kami, para polisi organik dan pegawai negeri sipil (PNS). Mereka telah dan akan terlibat dalam proses identifikasi hingga nantinya tim memiliki laporan yang resmi, yang legalisasinya dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami akan memastikan terhadap korban yang meninggal mengenai apa yang menyebabkan mereka meninggal. Kami akan memberi penjelasan secara medis. Mereka akan kami tangani hingga mendapat surat kematian,” katanya.
Tim identifikasi jenazah sejauh ini sudah melakukan identifikasi terhadap delapan jenazah. Satu diantaranya, telah diketahui identitasnya, diserahkan kepada keluarganya dan dikebumikan. Jenazah itu adalah Hayati Lutfiah Hamid, warga Sidoarjo.
(sip)