Jakarta, CNN Indonesia -- Proses pencarian dan evakuasi korban beserta pesawat AirAsia QZ8501 telah memasuki hari keenam pada Jumat (2/1) ini. Jumlah jenazah yang berhasil ditemukan semakin bertambah. Namun, masih ada lebih dari 100 penumpang yang belum ditemukan hingga Jumat siang ini.
Badan SAR Nasional (Basarnas) sebelumnya menyebutkan bahwa pada umumnya kondisi jenazah yang berada di air akan mulai rusak dan pecah fisiknya sejak hari keenam. Walaupun begitu, bagaimanapun kondisi di lapangan, Basarnas akan tetap melakukan evakuasi terhadap jenazah tersebut.
"Biasanya jenazah kalau lama di air kan mulai rusak. Ada yang kalau sudah kelamaan (di air) malah tinggal tulangnya saja. Tapi Basarnas akan tetap evakuasi," ungkap Kasubag Hubungan Pers, Media, dan Publikasi Basarnas, M. Yusuf, kepada CNN Indonesia di Kantor Basarnas, Jakarta, Jumat (2/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusuf mengatakan, berdasarkan pengalamannya ketika menjadi anggota tim rescue, penyelamatan dan pengangkatan seluruh benda maupun bagian jenazah yang bisa menjadi barang bukti dalam melakukan operasi akan dilakukan Basarnas. "Jangankan tubuh, kadang tim operasi hanya mengambil baju, celana, dan apapun yang tersisa di tubuh korban," lanjut Yusuf menjelaskan.
Bagi Basarnas tidak ada sebuah teknik atau cara khusus untuk mengangkat jenazah yang kondisinya sudah rusak karena air laut. Kesulitan diprediksi akan dialami oleh pihak yang berwenang melakukan identifikasi pada jenazah, seperti contohnya tim Death Victim Identification (DVI).
Tim operasi gabungan pencarian dan evakuasi korban serta pesawat AirAsia QZ8501 sendiri hingga saat ini masih belum berhasil menemukan badan utama pesawat. Namun, Basarnas telah menentukan sektor prioritas yang terletak di laut Jawa Barat Daya Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Basarnas optimistis penemuan badan utama pesawat dapat tercapai sebelum hari ketujuh pencarian selesai.
(obs)