Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Kapal Tunda Samudera akan memimpin operasi pencarian dan evakuasi korban mulai Jumat malam (2/1). Penggunaan kapal tersebut dilakukan karena kemampuan kapal milik SKK Migas itu lebih tinggi dibanding kapal-kapal lain yang beroperasi di sektor operasi pencarian korban AirAsia QZ8501.
Ketinggian ombak yang mencapai 5 meter di sektor operasi membuat Badan SAR Nasional (Basarnas) mengeluarkan instruksi untuk Kapal Tunda Samudera memasuki sektor operasi prioritas yang telah ditetapkan.
"Hari ini gelombang di daerah operasi ada yang mencapai 5 meter sehingga mempersulit operasi pencarian (korban). Untuk mengatasi hal itu akan masuk Kapal Tunda Samudera milik SKK Migas untuk membantu apabila ombak mulai tidak bersahabat," ujar Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, di Kantor Basarnas, Jakarta, Jumat petang (2/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal Tunda Samudera akan memasuki sektor prioritas pada Jumat malam ini (2/1). Namun kapal tersebut akan mulai beroperasi Sabtu (3/1). "(Operasi) menunggu instruksi yang saya berikan esok," lanjut Soelistyo.
Operasi pencarian korban dan badan pesawat di hari keenam mengalami perkembangan. Total terdapat 30 jenazah yang ditemukan hingga hari keenam operasi oleh tim gabungan di Selat Karimata tersebut. Beberapa bagian pesawat juga telah ditemukan dan dibawa ke Posko Evakuasi, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Hari ini sekitar pukul 17.15 WIB, pesawat Hercules mengangkut 10 jenazah dari Pangkalan Bun menuju Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk diidentifikasi. Sebanyak 10 peti berwarna putih yang mengemas jenazah ditandu oleh aparat militer dan petugas Basarnas melalui prosesi militer sebelum di masukkan ke pesawat Hercules. Peti itu ditandai dengan nomor berurut mulai dari 09-18.
(rdk/obs)