Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia AirAsia angkat bicara untuk menjelaskan tudingan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan awak pesawat maskapai tersebut tidak pernah mengambil laporan cuaca sebelum melakukan penerbangan sesuai regulasi penerbangan nasional dan internasional.
Sunu Widyatmoko, Presiden Direktur Indonesia AirAsia mengatakan perusahaannya selalu melakukan evaluasi dengan hati-hati setiap laporan cuaca yang didapat dari BMKG sebelum menerbangkan pesawat.
"Stasiun Meteorologi Bandara Soekarno-Hatta mengirim laporan cuaca tersebut dalam bentuk surat elektronik sebanyak empat kali dalam satu hari kepada unit Operation Control Center AirAsia Indonesia untuk keperluan penerbangan," ujar Sunu melalui pesan singkat, Sabtu (3/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, dokumen laporan cuaca itu diterima oleh
Operation Control Center di seluruh hub AirAsia divJakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar yang kemudian dicetak oleh petugas AirAsia dan dibawa terbang oleh pilot.
"AirAsia memperoleh dan membagikan kepada pilot dokumen laporan cuaca itu dari sumber yang sama dengan versi cetak atau hard copy, yang dapat diambil di Stasiun Meteorologi," kata Sunu.
Bahkan menurutnya, laporan cuaca dari surat elektronik diterima berwarna sehingga lebih mudah bagi pilot untuk membacanya dibandingkan dengan dokumen hitam putih apabila diambil di Stasiun Meteorologi.
"Apa yang dilakukan AirAsia terkait dengan dokumen laporan cuaca ini juga sudah lazim dilakukan oleh maskapai-maskapai global," tegas Sunu.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi Mustofa Djuraid menerima laporan dari BMKG dan Kemenhub bahwa
AirAsia QZ8501 tidak mengambil data cuaca sebelum terbang. (ags)