Jakarta, CNN Indonesia -- Beragam peralatan canggih digunakan dalam misi pencarian AirAsia QZ8501 yang diduga jatuh di perairan Laut Jawa. Salah satunya adalah Remote Operated Vehicle (ROV).
Party Chief tim Survey, Muhammad Aga Ridha Aldila yang menaiki Kapal Laut MGS GeoSurvey mengatakan mereka akan menggunakan ROV pada Ahad pagi. Hal itu dilakukan untuk memastikan wujud sebenarnya dari objek yang sudah ditemukan sejak Jumat lalu.
Alat berbentuk robot tersebut nantinya akan memberikan visualisasi berupa video yang bisa memastikan apa objek yang ditemukan tim survey sebelumnya. “Rencananya sekitar pukul 07.00 WIB ROV akan kami turunkan,” ujar Aga.
ROV merupakan robot pencari bawah laut yang dilengkapi sonar dan kamera. Robot ini bisa turun hingga jauh ke kedalaman laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ROV digunakan untuk memastikan keberadaan pesawat sebelum tim penyelam diturunkan. Alat berwarna kuning sepanjang 50 sentimeter dengan berat 5 kilogram itu memiliki kamera kecil di tiap sisi. ROV tersambung ke remote control dengan seutas kabel.
Saat diturunkan, ROV akan mengeluarkan sonar untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya. Jangkauan sonar mencapai radius 60 meter. Bila sonar mendeteksi keberadaan benda padat tertentu, alat tersebut akan mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda tergantung material benda.
Bila sudah dipastikan bahwa benda yang dideteksi sonar kemungkinan bagian dari pesawat, kata Putra, pilot ROV akan mengarahkan robot itu untuk mendekati benda tersebut. Kamera ROV akan memberikan data gambar yang langsung terlihat pada monitor di atas permukaan sehingga pilot dapat mengkonfirmasi bahwa benda itu benar lah yang dicari.
Setelah keberadaan pesawat dipastikan oleh ROV, barulah penyelam akan turun untuk melakukan evakuasi.
Akan tetapi, bobot ROV yang hanya 5 kilogram, menyebabkan robot ini tidak dapat dioperasikan di perairan yang kecepatan arusnya melebihi 2 knot. Karenanya, kondisi cuaca dan arus sangat menentukan untuk bisa menurunkan ROV ke dasar lautan.
(sip)