Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono berpandangan, kapal bantuan asing yang datang ke Indonesia murni untuk membantu mencari puing dan badan pesawat AirAsia QZ8501. Mereka diyakini tak membawa misi militer apapun yang dapat membahayakan pertahanan negara.
"Enggak begitu. Ini kan masalah kemanusiaan, jadi salah kalau menghalangi orang-orang untuk membantu bangsa yang kena musibah,” ujar Hendropriyono kepada pers setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/1),
Menurut Hendro, Indonesia tak perlu khawatir dengan kedatangan kapal-kapal asing untuk menolong. Sebab situasi dan kondisi pertahanan serta kemajuan alat pertahanan sudah jauh bergerak ke depan ke arah modernitas.
”Satu atau dua kapal kemanusiaan itu terlu berlebihan kekhawatirannya dan nanti bisa menjurus ke fitnah," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh militer itu menganggap, saat ini yang paljng penting adalah pertolongan yang diberikan para kapal asing tersebut. "Kita harus apresiasi, hargai, dan ucapkan terima kasih, sehingga bisa cepat dan orang yang sedang terkena musibah itu tertolong," katanya.
Seperti diwartakan sebelumnya, banyak pesawat dan kapal yang diterjunkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi penumpang dan puing pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang pada Ahad (28/12) lalu.
Tak hanya dari dalam negeri, pesawat dan kapal yang membantu proses tersebut datang dari negara-negara sahabat, di antaranya Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Rusia. Kapal dan pesawat bantuan yang dikerahkan antara lain; Kapal Diraja Pahang dari Malaysia, IL-76 dari Rusia, Baruna Jaya I dari Indonesia, P-3 Orion dari Korea Selatan.
Dari banyaknya bantuan asing tersebut, muncul anggapan bahwa negara-negara yang memberikan bantuan memiliki misi militer yang dapat mengancam pertahanan bangsa.
(sip)