EVAKUASI AIRASIA

Pengamat: Tak Ada Pesawat yang Bisa Tembus Cuaca Buruk

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 08:29 WIB
Semua pesawat dibuat berdasar standar internasional yang menentukan spesifikasi dan kemampuan menembus keadaan cuaca tertentu.
Pesawat CN 295 dan helikopter puma parkir saat mendung tebal di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Minggu, 4 Januari 2015. Cuaca buruk di Pangkalan Bun mengganggu proses evakuasi dan pencarian korban AirAsia QZ 8501. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Terjadi cuaca buruk disertai awan Cumulonimbus di sekitar perairan Karimata saat pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak dari radar Ahad pekan lalu (28/12). Hal ini menimbulkan dugaan pesawat tersebut mengalami kecelakaan akibat faktor cuaca.

Awan Cumulonimbus seringkali disebut sebagai medan yang tidak bisa ditembus oleh pesawat karena mengakibatkan turbulensi yang sangat tinggi. Bahkan pesawat secanggih Airbus A320-216 nahas milik AirAsia sekalipun tidak bisa menembusnya.

"Pesawat itu tidak ada yang didesain untuk menembus cuaca buruk," kata pengamat penerbangan Indonesia Gerry Soejatman kepada CNN Indonesia, Senin (1/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, semua pesawat dibuat berdasarkan standar internasional yang menentukan spesifikasi dan kemampuan pesawat menembus keadaan cuaca tertentu. Airbus A320-216 pun, menurutnya, pasti dibuat berdasarkan standar tersebut.

"Di atas itu kita tidak bisa menilai pesawat mana yang mumpuni untuk menembus cuaca buruk. Semua pesawat mempunyai kemampuan yang sama karena dibuat berdasarkan standar itu," katanya.

Walau demikian, menurut Gerry, masih terlalu dini untuk menyebut cuaca buruk sebagai penyebab utama kecelakaan ini. "Ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala mengetahui kejadian ini."

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Agus Supriatna pun mengimbau agar pesawat menghidari awan Cumulonimbus.

"Kalau dari pengalaman saya, awan itu jelas bahaya. Saya punya pengalaman masuk awan tersebut. Empat pesawat masuk, satu hilang karena enggak punya radarnya," kata Agus kepada wartawan di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (2/1).

Sampai saat ini masih dilakukan pencarian terhadap korban dan bangkai pesawat nahas yang dinyatakan jatuh di sekitar perairan Karimata itu. Sudah ada 37 jenazah korban yang telah dievakuasi sejauh ini. Sementara pesawat tersebut membawa total 162 orang yang terdiri dari 155 penumpang dan tujuh kru termasuk pilot-kopilot.
(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER