EVAKUASI AIRASIA

Menteri Tedjo: Kapal Bantuan Asing Bukan Ancaman

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 13:03 WIB
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno berpandangan tak perlu khawatidr dengan kapal bantuan asing yang datang.
Tim SAR Rusia menurunkan perlengkapan dan peralatan dari pesawat Beriev Be-200 Altair yang baru tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu, 3 Januari 2015. Pesawat amfibi Rusia membawa peralatan khusus untuk membantu proses evakuasi para penumpang dan awak pesawat Air Asia QZ8501. Pesawat ini juga memiliki peralatan khusus Falcon yang berfungsi mencari dan menemukan bagian pesawat di dalam laut. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno berpandangan kapal bantuan asing yang datang ke Indonesia untuk membantu mencari puing dan badan pesawat AirAsia QZ8501, tidak ada kaitannya dengan pertahanan negara. Sehingga tak ada muatan ancaman apapun.

"Ini kan masalah kemanusiaan. Kami ingin supaya korban segera ditemukan, termasuk pesawatnya. Peralatan yang mereka punya mereka anggap lebih canggih untuk membantu kita. Tidak ada kaitannya dengan pertahanan," kata Tedjo, di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta (Selasa(6/1).

Menurut Tedjo, negara-negara tersebut membawa serta alat-alat militer semata-mata untuk membantu pencarian. "Seperti sonar, itu kan alat militer juga," kata dia.

Oleh sebab itu, Tedjo mengaku tak khawatir dengan adanya alat-alat militer tersebut. Lagipula, mereka semua berada di dalam kendali Badan SAR Nasional (Basarnas). "Tidak dicurigai apa-apa karena dalam kendali Basarnas," ucap dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tedjo mengungkapkan, ke depan kementeriannya mungkin akan menambah alat SAR. "Ke depan perlu dibicarakan. Kita harus apresiasi kemampuan Basarnas. Mungkin ke depan ada peningkatan pelatihan lagi untuk menghadapi bencana dalam cuaca yang tidak baik. Kita apresiasi Basarnas, dapat apresiasi dari dalam dan luar negeri. Ke depan perlu kita tingkatkan lagi," ujar dia.

Seperti diwartakan sebelumnya, banyak pesawat dan kapal yang diterjunkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi penumpang dan puing pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang pada Minggu (28/12).

Tak hanya dari dalam negeri, pesawat dan kapal yang membantu proses tersebut datang dari negara-negara sahabat, di antaranya Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Rusia. Kapal dan pesawat bantuan yang dikerahkan antara lain; Kapal Diraja Pahang dari Malaysia, IL-76 dari Rusia, Baruna Jaya I dari Indonesia, P-3 Orion dari Korea Selatan.

Dari banyaknya bantuan asing tersebut, muncul anggapan bahwa negara-negara yang memberikan bantuan memiliki misi militer yang dapat mengancam pertahanan bangsa. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER