Jakarta, CNN Indonesia -- Pagi ini, para penyelam dari tim SAR gabungan melakukan penyelaman ke kedalaman laut untuk mengambil sampel dari bagian pesawat yang ditemukan.
Berdasarkan pengamatan CNN Indonesia di Kapal MGS Geo Survey terlihat dua sampel benda berwarna putih yang langsung dibawa ke KRI Banda Aceh.
Dari informasi yang dikumpulkan, dua benda yang berahasil diangkat oleh empat orang penyelam itu berupa satu serpihan badan pesawat dan satu box ukuran sedang. “Ada kemungkinan itu safety box,” ujar salah seorang awak Kapal MGS Geo Survey menerangkan, Kamis (8/1).
Penyelaman dilakukan mulai pukul 06.40 WIB. Arus yang cukup kuat sempat memaksa para penyelam menghentikan pengambilan sampel di kedalaman laut. Namun berdasarkan laporan penyelam, arus bawah laut tak sekuat hari sebelumnya. Rencananya, robot pencari yakni Remotely Operated Vehicle (ROV), bakal diturunkan hari ini.
Skenario Pengangkatan Ekor Pesawat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sejumlah skenario evakuasi akan dilakukan untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ 8501 yang ditemukan sejak pagi tadi. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Indroyono Susilo mengatakan, Tim SAR telah menenuntukan beberapa runtutan skenario guna mengangkat bagian yang disinyalir menjadi tempat kotak hitam atau blackbox pesawat AirAsia QZ8501 itu.
Pertama, sebelum melakukan pengangkatan Tim telah menurunkan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau perangkat bawah laut yang dapat dikendalikan dari atas kapal. Disamping itu, Tim yang dikomandoi oleh Basarnas itu juga sudah mengerahkan sedikitnya 6 kapal laut yang beroperasi untuk melokalisir keberadaan ekor pesawat.
Enam kapal tadi akan beroperasi dalam radius 2 nautical mile (nm). Kami berharap dari upaya ini blackbox cepat ditemukan," kata Indroyono di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Rabu (7/1).
Berdasarkan catatan Badan SAR Nasional (Basarnas), ekor pesawat ditemukan pada koordinat 03.38.39 LS dan 109.43.43 BT. Untuk bisa mengangkat bagian tersebut, Tim juga akan menurunkan Unmanned Submersible Vehicle (AUV) atau perangkat pendeteksi keberadaan benda dibawah permukaan laut demi memastikan kembali keberadaa ekor pesawat.
"Alat ini semacam kapal selam mini tanpa kabel dan punya sensor. AUV sendiri sudah diturunkan," ujar Indroyono.
Adapun pada mekanisme pengangkatan, tim akan menggunakan alat pengungkit kapal atau biasa dikenal dengan crane berikut balon subsurface vehicle. Menurut Indroyonobalon berwarna jingga ini dapat mengangkat ekor pesawat setelah dikembangkan.
"Alat ini bisa mengangkat hingga 20 ton dan berbentuk balon, alatnya sudah ada di Batam," katanya
(sip)