Jakarta, CNN Indonesia -- Tim investigasi musibah AirAsia QZ8501 berjanji akan memaparkan hasil investigasi terhadap kotak hitam pesawat nahas itu setelah seluruh proses diselesaikan nantinya. Harapannya, penyampaian hasil investigasi itu akan menjadi pembelajaran bagi para pilot agar kecelakaan penerbangan tidak terjadi lagi di masa mendatang.
"Hasilnya (investigasi) akan terbuka untuk masyarakat sebagai pembelajaran, khususnya bagi pilot agar kecelakaan tidak terjadi lagi," ujar Kepala Subkomite Penyelidikan Kecelakaan Transportasi Udara, Masruri, di Kantor KNKT, Jakarta, Rabu (14/1).
Walaupun nantinya hasil investigasi dapat diketahui masyarakat, namun isi percakapan antara pilot dan co-pilot dalam CVR tidak akan dipublikasikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Larangan publikasi isi CVR terdapat dalam peraturan penerbangan internasional
Annex 13 yang dikeluarkan
International Civil Aviation Organization (ICAO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan penyelidikan tidak ditulis. Yang relevan itu yang dikaji. Kami selalu mem-
publish setiap
report di situs KNKT," ujar Masruri.
Nantinya, laporan investigasi dari tim KNKT tidak akan digunakan untuk tujuan hukum. Penyelidikan hanya dilakukan untuk mengkaji sebab-sebab terjadinya kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 pada Minggu (28/12) silam.
Dalam melakukan investigasi, KNKT turut melibatkan badan nasional keselamatan penerbangan dari Perancis, Bureau d'Enquêtes et d'Analyses (BEA). Terdapat enam orang peneliti dari Perancis yang datang untuk membantu kerja KNKT.
Diperkirakan proses transkripsi data dari CVR dan FDR akan selesai dilakukan dalam waktu satu hingga dua minggu kedepan. Namun, analisis dan pengolahan data terhadap isi CVR dan FDR dipastikan memakan waktu berbulan-bulan.
(meg)