Jakarta, CNN Indonesia -- Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, selama ini merupakan sebagai jalur rawan kecelakaan. Separator jalur TransJakarta yang tak terpasang pada posisinya dinilai jadi penyebab maraknya kecelakaan.
Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono Danial, Rabu (21/1), mengakui kecelakaan memang sering terjadi di lokasi tersebut. Namun kecelakaan yang terjadi selama ini bisa dibilang kurang menonjol.
Kecelakaan tadi malam yang melibatkan tiga mobil dan enam sepeda motor serta menewaskan empat orang, menurutnya sangat menonjol dan menyedot perhatian publik. Memang sejauh ini belum diketahui penyebab kecelakaan. Petugas masih menyidik kasus ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hindarsono mengatakan, separator jalur TransJakarta di jalur tersebut sudah saatnya diperbaiki. "Mestinya dipertegas itu separatornya, agar pengendara dari jauh bisa melihat," kata Hindarsono kepada CNN Indonesia.
Banyak sepeda motor yang melintas terpeleset karena melindas separator itu. Berdasarkan pantauan, memang pembatas jalan di lokasi ini tak rapat dan tidak lagi dalam posisi semestinya. Beberapa potongan separator bahkan telah raib sehingga terkesan tidak ada jalur khusus TransJakarta di jalur padat kendaraan itu.
Namun, dia menambahkan, kecelakaan terjadi karena banyak faktor dan bisa melibatkan lebih dari satu pihak. "Bisa karena terpeleset, bisa karena orang menyeberang, kita tidak tahu," ujarnya.
Sebelumnya seorang warga, Sholeh, kepada CNN Indonesia mengaku sudah sering melihat kecelakaan. "Saya sampai bosan melihatnya, mungkin setiap minggu selalu ada setidaknya satu kecelakaan," kata Sholeh yang tinggal tak jauh dari lokasi kecelakaan ini.
Sholeh juga mengatakan bawah kecelakaan juga kerap diakibatkan separator yang sudah tak utuh lagi. "Kalau motor lewat bisa jatuh terpelanting," ujar Soleh.
Warga yang lain, Djamal mengatakan pernah melihat kecelakaan yang sangat parah karena pembatas jalan itu. "Motor Vario waktu itu melaju kencang dari arah Gandaria City. Pengendaranya mental, helmnya terlepas," kata petugas keamanan ini.
Saat itu sepeda motor memang tak rusak parah, namun karena helm terlepas, pengendara menderita luka serius di bagian kepalanya. "Angker di sini, hampir setiap hari ada kecelakaan, baik ringan atau berat," ujarnya.
Pantauan CNN Indonesia, lalu lintas di lokasi pada siang cukup lancar. Bekas kecelakaan sudah tidak menghambat arus kendaraan.
Namun pecahan kaca mobil masih tersisa berserakan di sisi jalan. Beberapa garis khusus yang dibuat petugas kepolisian masih terlihat. Rabu pagi, Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di sekitar halte TransJakarta yang tak jauh dari kompleks Kostrad ini.
Outlander Melaju KencangMobil Mitsubishi Outlander B1658 PJE yang dikemudikan Christoper Daniel Syarif melaju dengan kecepatan tinggi saat di jalan yang lengang sebelum kecelakaan terjadi. Seorang saksi mata mengaku melihat mobil tersebut Selasa (20/1) malam.
Menurut tukang ojek ini, tak biasanya jalan arteri itu sepi. "Biasanya jalanan di sini ramai, entah kenapa malam itu sepi," katanya.
Saat jalanan lengang, dari arah Gandaria City, Outlander tersebut melaju kencang dan terdengar benturan sangat keras tak jauh dari halte TransJakarta. Sontak warga berlarian ingin melihat apa yang terjadi. "Saya tak berani melihat dan dapat cerita dari teman kalau ada kecelakaan parah," katanya.
Kecelakaan maut terjadi pada Selasa (20/1) malam sekitar 20.30 WIB di Jalan Sultan Iskandarsyah, Kebayoran Lama, tepatnya dekat halte Transjakarta Kostrad. Kecelakaan bermula saat Christoper memacu Mitsubisi Outlander B 1658 PJE dengan kecepatan tinggi dan menabrak Honda Beat B 3060 BSN yang dikemudikan Mohammad Arifin.
Di dekat halte, mobil kembali menabrak Avanza B 1318 TPJ yang dikemudikan Rifki Ananta dan kemudian menabrak Mitsubisi pikap B 9852 AP yang dikemudikan Ade.
Tabrakan beruntun tak terhindarkan yang juga melibatkan lima motor yakni Yamaha Vixion B 3981 SON, Honda SupraX B 6684 TON, Honda Vario B 6535 AM, Honda Megapro B 4492 RO, dan Honda Beat B 3060 BSN.
Empat korban tewas dalam kejadian ini adalah Mustopa warga Pondok Bambu, Mahyudin Herman warga Depok, Wisnu Anggoro warga Kebayoran Lama, dan Batang Onang Lubis warga Parung.
(sur/obs)