Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda SB. Supriyadi mengatakan belum mendapatkan perintah resmi dari Pusat untuk menghentikan operasi pencarian AirAsia QZ8501.
Namun, dia mengatakan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah berhenti melakukan pencarian dan tengah menunggu keputusan resmi. "Sebagian sudah kembali ke Jakarta, sebagian lainnya masih menunggu di Pangkalan Bun," kata Supriyadi kepada CNN Indonesia, Selasa (27/1).
Sambil menunggu keputusan resmi tersebut, semua tim evakuasi dan pencarian dari Basarnas diberikan libur dua hari, terhitung mulai besok, Rabu (28/1). "Kami sudah bekerja siang-malam, setiap hari, mulai dari Senin sampai Minggu. Tim sudah kelelahan, sementara libur dulu," kata Supriyadi.
Supriyadi juga mengungkapkan, pihaknya kemungkinan akan melakukan operasi reguler bila pusat memutuskan menghentikan pencarian. "Operasi reguler akan dilakukan sepanjang tahun, di mana kalau ada informasi, kami akan kerja," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko berpendapat, "Kami menyerahkan sepenuhnya seluruh proses evakuasi kepada pemerintah."
Menanggapi kekecewaan para keluarga korban terkait penghentian pencarian jenazah, Sunu mengatakan hal itu terpaksa dilakukan karena faktor cuaca yang tidak bagus. "Nampaknya kondisi teknis dan cuaca yang menyebabkan kegiatan evakuasi tidak optimal," kata Sunu.
"Operasi telah berlangsung selama 30 hari sehingga tim gabungan telah ditarik. Kami minta maaf pada keluarga korban. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari korban," kata Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksda TNI Widodo, seperti dikutip dari Reuters.
"Mungkin kami akan melakukan operasi reguler dengan bantuan dari nelayan dan komunitas sekitar untuk mencari korban lain," kata Kepala Divisi Operasi Basarnas Mayor Jenderal Tatang Zaenudin.
Imam Sampurno, salah satu keluarga korban menyatakan pasrah. "Kami hanya bisa berharap pencarian akan berlanjut. Namun, bila itu dihentikan, tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya pasrah saja," katanya.
(meg/sip)