Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Istana bahwa akun Facebook atas nama Joko Widodo bukan milik Jokowi cukup mengejutkan masyarakat. Pasalnya, akun tersebut selama ini diyakini milik sang Presiden. Apalagi Facebook telah memberikan tanda
verified pada akun itu. Akun itu pun mendeskripsikan diri sebagai “Laman resmi Facebook Ir. H. Joko Widodo, Presiden Terpilih Republik Indonesia 2014-2019.
Politikus PDIP yang juga tim sukses Jokowi dalam kampanye Pemilu Presiden 2014, Aria Bima, menceritakan kelahiran akun Facebook ‘Joko Widodo’ itu, juga siapa orang yang saat ini memegang akun tersebut. Aria membenarkan pernyataan Istana bahwa akun tersebut tidak dipegang apalagi dikelola oleh Jokowi.
Aria menceritakan saat itu ia menjabat sebagai Wakil Koordinator Media Center Kampanye Jokowi yang bermarkas di Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat. “Kami menggunakan instrumen sosial media seperti Twitter dan Facebook untuk kampanye,” kata dia kepada CNN Indonesia, Rabu (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota DPR itu mengatakan tidak tahu siapa yang memegang akun Twitter Jokowi, namun tahu persis soal akun Facebook ‘Joko Widodo’ yang postingan terakhirnya membuat penasaran banyak orang karena berbunyi “
Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti.” (Baca:
Kalimat Magis Itu Bukan dari Facebook Jokowi)
Akun Facebook itu semula bernama ‘Ir. Joko Widodo’ kemudian diubah menjadi ‘Joko Widodo.’ “Akun itu dibentuk oleh tim kampanye yang berkantor di Cemara, tim yang tercantum dalam Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum, dan akun itu diverifikasi Facebook,” ujar Aria.
Akun itu digunakan maksimal selama pemilu. Namun begitu kampanye selesai, tim kampanye dibubarkan dan akun tersebut hendak ditutup. “Tapi orang yang biasa mengolah akun itu, Berry, tidak bisa kami temui,” kata Aria.
Selanjutnya ketika Jokowi dilantik menjadi Presiden di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Berry muncul lagi. “Kami langsung minta dia untuk menyerahkan akun itu ke Sekretariat Negara atau lingkaran Presiden, sebab Jokowi sudah Presiden, bukan lagi calon presiden. Tapi Berry tidak mau,” ujar Aria.
Berry, ujar Aria, merasa punya hak atas akun itu karena dia yang membuatnya. “Dia merasa akun tersebut miliknya dan berkata toh dia mengerti persis bagimana jalan pikiran Jokowi sehingga tahu seperti apa jika harus berimajinasi di akun itu,” kata Aria.
Dia berpendapat sikap Berry salah. “Saya lihat beberapa kali postingan dia mulai enggak Jokowi banget. Mulai postingan soal otoritarianisme versus demokrasi, sampai yang agak baru soal pembersihan orang-orang SBY,” ujar Aria.
Menurutnya, saat ini Sekretariat Negara telah mengeluarkan surat resmi kepada pengelola akun Joko Widodo untuk menghentikan penggunaan akun tersebut. “Sebab yang menulis di akun itu tidak pernah Jokowi. Akun itu tidak bisa dipakai lagi karena seolah-olah Jokowi betulan yang bicara. Itu melanggar Undang-Undang,” ujar Aria.
Soal akun Joko Widodo yang tidak dipegang oleh sang Presiden juga dikemukakan tim sukses Jokowi lainnya, Kartika Djoemadi, lewat akun Twitter-nya. “Akun socmed Jokowi memang tidak dioperasikan sendiri oleh beliau, tapi oleh admin dari Tim Cemara,” kata dia.
Akun ‘Joko Widodo’ itu terakhir kali memposting sebuah kalimat dalam bahasa Jawa pada Minggu, 25 Januari, pukul 16.04 WIB, sebelum Jokowi memanggil sejumlah tokoh ke Istana untuk kemudian membentuk Tim Independen yang diberi tugas mengatasi kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI.
“
Suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti” bila diartikan dalam bahasa Indonesia kira-kira berbunyi, “Sifat keras, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar.”
Itulah mungkin harapan si pemegang akun.
(agk)