Ahok Pertimbangkan Mobil Pribadi Pakai Jalur Transjakarta

Donatus Fernanda Putra | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 13:37 WIB
"Sayang juga kan, kalau bus lewat setiap tiga menit, terus dua tiga menit enggak ada mobil. Dua tiga menit masuk mobil kan lumayan," ucap Ahok.
Sejumlah kendaraan roda empat milik pribadi memasuki jalur bus TransJakarta di tengah kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (28/11). ANTARA FOTO/OJT/Ajat Sudrajat
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melontarkan wacana mobil pribadi boleh melintas di jalur busway. Namun, bukan berarti bebas melintas. Jika pengemudi mobil hendak melewati jalur milik bus Transjakarta itu akan dikenakan biaya setidaknya Rp 50 ribu.

Mekanisme pembayaran ini mirip dengan kebijakan electronic road pricing (ERP) yang akan segera diterapkan di Jakarta. Mobil akan diwajibkan menaruh kartu e-money di bagian dan saldonya akan langsung terpotong begitu memasuki jalur busway.

Menurut Ahok, panggilan akrab Basuki, wacana ini bisa diterapkan dengan memanfaatkan jeda waktu antar Transjakarta yang melintas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sayang juga kan, kalau bus lewat setiap tiga menit, terus dua tiga menit enggak ada mobil. Dua tiga menit masuk mobil kan lumayan," ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (30/1). (Baca: Tarif Angkutan Tak Kunjung Turun, Ahok Tambah TransJakarta)

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun enggan bila disebut mengistimewakan pengguna mobil dan orang kaya. Menurutnya jika hal ini direalisasikan, siapapun boleh melintas di jalur busway asal mampu membayar tarif yang dibebankan.

"Saya tidak peduli mobil mewah mobil butut yang penting Anda berani bayar ERP," ucap Ahok. (Baca: Mobil Tua di Jakarta akan Dimutasi ke Daerah)

Ahok lantas menjelaskan dana yang dihimpun itu bisa digunakan untuk membiayai operasional bus Transjakarta gratis. Ia mengimbau jika memang banyak orang kaya tapi tidak mau membayar lebih baik mereka naik bus gratis.

Bila ternyata tarif dirasa masih terlalu murah dan belum bisa mengurangi angka kemacetan, ia berniat untuk menaikkan tarif ini.

"Kalau banyak orang mampu bayar Rp 50 ribu ya kita naikkan lagi, bisa Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu. Ini kan salah satu cara mengontrol," ujarnya.

Ahok memang kerap melontarkan beragam ide untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Seperti pembatasan usia kendaraan, perluasan larangan motor melintas di jalan protokol, dan penerapan pajak kendaraan progresif. Beberapa dari ide tersebut saat ini sudah mulai diterapkan di Jakarta. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER