KPK VS POLRI

Jusuf Kalla: Tidak Ada Deal Antara Jokowi dan Prabowo

Noor Aspasia | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 17:49 WIB
"Saya rasa semua pihak sadar untuk membangun negeri ini secara bersama-sama," ucap Jusuf Kalla.
Prabowo Subianto dan Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (29/1). CNNIndonesia/Resty Armenia
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan bahwa tidak ada deal atau kesepakatan politik yang menyangkut dua pihak dalam pertemuan antara Jokowi dan Prabowo.

"Tidak ada deal dalam pertemuan itu, saya rasa semua pihak sadar untuk membangun negeri ini secara bersama-sama," ucap JK dikantor Wapres, Jakarta, Jumat (3/1). (Baca: Prabowo Subianto Temui Jokowi di Istana Bogor)

Pada kesempatan yang sama JK meminta publik tidak mencurigai deal atau kesepakatan di balik pertemuan ini namun, melihat hal positif di balik pertemuan antara dua mantan rival politik tersebut. (Baca: 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hal ini menunjukkan situasi politik kita stabil, dan jauh lebih stabil dari perkiraan, dan semua partai bersahabat," tutur politikus kawakan Partai Golkar ini.

JK menyampaikan kecurigaan akan terbentuknya suatu kesepakatan itu memang sah-sah saja terjadi. "Tapi yang paling penting adalah bagaimana membangun bangsa ini," ucapnya

Kamis (29/1), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo bertemu di Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan ini salah satunya adalah membahas perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesia.

"Beliau (Jokowi) dan saya berkomitmen untuk mendukung KPK dan Polri," ucap Prabowo dalam konferensi pers bersama Jokowi usai pertemuan. (Baca: Prabowo-Jokowi Tegaskan Dukung Polri dan KPK)

Prabowo mengatakan bahwa KPK dan Polri sama penting sehingga kedua institusi penegak hukum itu harus dijaga bersama oleh semua pihak.

Bagi sebagian pihak ini merupakan kesempatan Presiden Jokowi untuk keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan alasan agar lebih berfokus pada tugas kepresidenan. "Saya lebih setuju Jokowi meniru Ahok, keluar partai dengan alasan agar lebih fokus mengerjakan tugasnya sebagai presiden," ujar pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, Jumat (30/1).

Masih menurut Hendri, Jokowi bukanlah elite partai dan bisa ke mana saja. "Ini langkah pragmatis daripada dia buat parpol baru," ucapnya saat berbincang dengan CNN Indonesia.

Jokowi dan Prabowo adalah rival saat pilpres dan keduanya berencana akan bertemu kembali pada Februari di Istana merdeka, Jakarta. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER