Jokowi: Setahun Ada 18 Ribu Orang Meninggal Karena Narkotik

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 11:06 WIB
Presiden Joko Widodo membeberkan fakta bahwa dalam setahun terdapat 18.000 orang Indonesia yang meninggal karena narkotik.
Presiden Joko Widodo memberikan kterangan pers di Istana Merdeka, Minggu (25/1). Presiden Joko Widodo meminta KPK dan Polri untuk membuat terang benderang perkara hukum yang menimpa masing-masing personel mereka. (ANTARA/SEPTRES)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo membeberkan fakta bahwa dalam setahun terdapat 18.000 orang Indonesia yang meninggal karena narkotik. "Bayangkan, setiap hari ada 50 orang generasi Indonesia meninggal karena narkoba. Kalikan satu tahun, bisa jadi ada 18.000 orang meninggal karena narkoba," ujar Jokowi.

Hal itu disampaikan Sang Presiden ketika membuka Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Narkoba Tahun 2015 dengan tajuk 'Gerakan Nasional Penanganan Ancaman Narkoba Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045' yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (4/2).

Jokowi lantas meminta masyarakat untuk mengecek data di lembaga permasyarakatan yang menyebutkan bahwa 70 persen penghuninya terjerat kasus penyalahgunaan narkoba. "Penjara penuh karena masalah ini. Ini yang harus kita sikapi secata serius dan tegas. Jangan ada toleransi lagi untuk masalah ini," kata dia.

Berdasarkan fakta itulah, kata dia, kesempatan Indonesia menuju tahun emas 2045 jangan sampai dilepaskan. "Ada situasi yang sudah sangat darurat. Semuanya harus bekerja bersama-sama, karena memang kondisinya, menurut saya, sudah betul-betul sangat darurat," ujar Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mengaku telah menyampaikan soal hal ini kepada sejumlah kepala negara yang warga negaranya telah dan akan dieksekusi mati karena kasus narkoba.

"Ini juga yang saya sampaikan kepada kepala negara saat telepon saya saat eksekusi mati kemarin, minta untuk pengampunan. Dan saya jawab kepada presiden dan perdana menteri yang telepon kepada saya, supaya juga Beliau tahu bahwa setiap hari meninggal 50 orang," kata dia bercerita.

Melanjutkan ceritanya, Jokowi menuturkan, saat itu ia juga menjelaskan kepada para pimpinan negara tersebut bahwa pada posisi rehabilitasi, terdapat 4,2 juta sampai 4,5 juta orang.

"Ini bukan angka yang sangat kecil. Yang tidak bisa direhabilitasi lagi ada 1,2 juta orang. Itu juga bukan angka yang kecil. Angka yang sangat besar sekali untuk saya. Ini sudah darurat betul," ujar dia.

Ia lantas menegaskan, jika pemerintah tidak punya keberanian untuk bersikap, maka bahaya narkoba akan terus menghantui generasi penerus. "Kalau kita tidak punya keberanian untuk bersikap, tidak akan rampung masalah ini," kata dia. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER