Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Castrol Magnetec dengan menghitung Stop-Start Index. Kendati demikian, hasil survei tersebut dipertanyakan oleh Pengamat Transportasi Ellen Tangkudung.
"Iya itu hasil survei yang saya belum tahu apa metodologi yang digunakan. Ada banyak kota-kota di China kok yang tidak masuk," tutur Ellen saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (4/2).
Kendati demikian, lanjut Ellen, kemacetan dan kepadatan lalu lintas di Jakarta memang tidak bisa terbantahkan. "Tapi kenyataannya, ya, menurut saya memang seperti itu. Kondisi kita padat dan memang macet juga," terangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun dengan tegas mengatakan banyaknya pengguna kendaraan pribadi menjadi indikator utama kemacetan di Jakarta. Tidak dapat dipungkiri juga, terus meningkatnya jumlah pengguna kendaraan pribadi di Jakarta juga disebabkan oleh buruknya kualitas dan pelayanan dari angkutan umum di Jakarta.
Hal tersebut juga didukung oleh pengamat transportasi Tigor Nainggolan. Ia bahkan menggambarkan betapa buruknya kualitas dari angkutan umum di Jakarta, yang menjadi penyebab membludaknya pengguna kendaraan pribadi di Jakarta.
"Lihat TransJakarta sejam baru datang. Pas datang sudah penuh sekali, masuk pun sesak. ACnya juga boro-boro, panas begitu. Kalau kita mau naik angkutan umum lain, waduh malah lebih parah lagi ugal-ugalan," katanya saat dihubungi CNN Indonesia.
Lebih lanjut lagi, Tigor menilai hal tersebut juga disebabkan oleh kebijakan pembangunan Pemda Jakarta yang tidak berjalan dengan baik. Hal ini disampaikannya karena hasil survei yang menunjukkan dalam satu tahun, setiap mobil di Jakarta bisa mengalami 33.240
stop-start. Kemudian dengan total waktu
idling sebesar 27.22 persen.
"
Stop-startnya tinggi seperti itu kan artinya sudah hampir
stuck, itu menunjukkan bahwa dibilang pembangunan kebijakan untuk memperbaiki kemacetan di Jakarta itu tidak jalan. Kenapa? Kita lihat aja angkutan umumnya masih jelek, kan," katanya.
Selain itu, ia juga mengungkapnya betapa banyaknya kendaraan pribadi yang beredar di Jakarta tiap harinya. Ia memperkirakan kurang lebih tujuh juta kendaraan bermotor beredar di Jakarta setiap harinya.
(pit/pit)