Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerima hibah berupa lima unit bus tingkat dari Tahir Foundation, sejak 10 Desember 2014, lalu. Namun, hingga kini kelima bus tersebut ternyata belum dioperasikan.
Bus jenis city tour bus berwarna kuning dan jingga itu tadinya direncanakan beroperasi di ruas jalan Bundaran Hotel Indonesia dan sekitar Monumen Nasional, sebagai kompensasi dari penerapan aturan larangan motor melintas di ruas jalan protokol ibukota.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut, aturan dari Kementerian Perhubungan yakni PP No 55 tahun 2012 tentang kendaraan, yang menjadi pengganjal rencana operasional bus ini. Spesifikasi bus buatan pabrik Mercedez-Benz ini dianggap tidak sesuai dengan aturan teknis yang tercantum dalam peraturan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Bab II pasal 5 PP No 55 tahun 2012 tentang Kendaraan disebutkan, jumlah berat bus tingkat yang diperbolehkan paling sedikit 21 ribu kilogram. Sementara bus hibah memiliki berat lebih ringan yakni 18 ribu kilogram. Padahal, bus tingkat ini dibuat oleh pabrikan ternama asal Eropa.
Ahok pun menilai aturan tersebut tidak masuk akal. Menurutnya, yang harus dilarang adalah bus yang kelebihan berat. "Seharusnya yang enggak bolehkan yang melebihi berat, karena akan merusak jalan. Ini bis lebih ringan, cuma 18 ton kok enggak boleh," kata Ahok di Balai Kota, Senin (2/2).
"Kecuali penolakan itu karena bus jadi enggak seimbang dan oleng pas kena angin karena lebih ringan. Tapi kalau kena angin oleng, Mercedez Benz diketawain orang,
dong," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, mantan Bupati Belitung Timur ini akan meminta pihak pembuat bus untuk merubah spesifikasi bus agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini dilakukan supaya bus dapat segera dioperasikan.
"Terpaksa kita minta ubah ke yang lebih berat. Terlambat lagi semua (operasional bus)," katanya.
Tahir Foundation diketahui merupakan lembaga bentuk tanggungjawab sosial perusahaan PT Mayapada Group yang didirikan oleh Dr. Tahir, pendiri PT Mayapada Group. Lembaga ini bekerjasama dengan organisasi pendidikan dan komunitas masyarakat lain untuk fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, dan layanan publik.
(meg/sip)