Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyorot negatif Presiden Joko Widodo atas berlarut-larutnya permasalahan calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Dahnil menilai Jokowi telah salah mencalonkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan dan seharusnya mencopot pencalonan pria yang tersangkut kasus gratifikasi tersebut.
"Bagi saya wajar saja partai politik pengusung kalau menyarankan nama yang dekat dengan mereka dan bisa mengakomodir kepentingan mereka. Tapi masalah utama sebenarnya ada pada Jokowi, ia tak berani menyuarakan hati nuraninya," kata Dahnil di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3).
Dahnil menyayangkan Jokowi yang terkesan memaksakan pencalonan Budi Gunawan, walaupun Komisi Pemberantasan Korupsi telah memberikan tanda-tanda Budi berpotensi bermasalah hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mendorong Jokowi untuk setia pada janji kampanyenya dan mengangkat pejabat yang memiliki komitmen anti korupsi guna mewujudkan pemerintahan yang bersih.
Mundurnya Budi, menurut Dahnil, akan menjadi jalan terang yang diperlukan untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang ada sekarang.
"Akar masalah ini, menurut saya, adalah kekuasaan yang destruktif. Keinginan untuk berkuasa. Itu yang mendorong konflik ini. BG sampai saat ini tidak bersedia mundur," ujar Dahnil menjelaskan.
Ia juga mengingatkan Presiden agar tidak memilih calon Kapolri lain yang dinilai seperti Budi Gunawan.
"Itu akan sama saja. Seperti Budi Waseso, yang lakukan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK. Ini 11-12. Kami ingin menagih komitmen Jokowi," ujar Dahnil dengan tegas.
(obs)