Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pimpinan lembaga antikorupsi Hong Kong, Independent Commissions Against Corruption (ICAC), Tony Kwok Man Wai, punya cerita tentang pejabat muda yang terjerat korupsi di negerinya. Kisah itu dia paparkan sebagai bekal pemahaman bahwa korupsi bisa menjerat siapa pun tanpa diduga.
"Ini kisah nyata dan telah diabadikan dalam film oleh ICAC," kata Tony saat berbicara di gelaran diskusi ACCFest di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (11/2).
Cerita itu mengisahkan seorang pemuda yang memiliki kekasih cantik jelita. Dia baru saja lulus dari sebuah universitas dan menyandang gelar insinyur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas dari dunia akademis, sang pemuda lantas bekerja di sebuah lembaga milik pemerintah. Dengan gelar yang dimilikinya, dia ditugasi memantau proyek pembangunan sebuah gedung. Proyek itu digarap dengan menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan konstruksi.
Singkat cerita, pemuda yang telah menjelma sebagai seorang penyelenggara negara itu melakukan kunjungan untuk kali pertama ke lokasi proyek. Setibanya di lokasi, dia dicegat oleh seorang mandor yang kemudian mengajaknya minum kopi di Starbucks.
"Si mandor mengaku ingin mengenal lebih dekat dengan si pejabat muda itu lantaran mereka akan menjalin kerja sama bertahun-tahun sepanjang proyek," tutur Tony menceritakan kisahnya.
Sepekan kemudian, setelah hubungan mereka mulai mencair, pejabat muda itu kembali ke lokasi proyek dan sang mandor lantas mengajak dia makan siang. Dalam benaknya, pemuda itu tak memiliki masalah jika hanya menemani mandor makan siang.
Lantas pada kunjungan yang ketiga, pejabat muda itu kembali diajak makan oleh sang mandor. Kali ini mandor mengajak pemuda itu makan malam di restoran mewah. Si pejabat muda itu tak menampik tawaran baik.
Usai makan malam, si mandor berkata, "Malam masih terang, bagaimana jika kita menghabiskan malam ini di klub malam," ujar sang mandor seperti ditirukan oleh Tony.
Maka untuk pertama kalinya, si pemuda itu mulai mengenali dunia malam. Dia menghabiskan waktunya di klub malam dengan dikelilingi wanita cantik. Tentu saja dia bahagia karena semua itu didapatnya secara gratis.
Satu bulan kemudian, si pemuda itu kebingungan mencari hadiah untuk kado ulang tahun pacarnya. Dia lantas menanyakan kepada si mandor kontraktor apakah ada orang yang hendak menjual mobil untuk dihadiahkan kepada kekasihnya.
"Serahkan kepada saya," ujar Tony menirukan si mandor.
Hanya berselang hari, mobil itu sampai ke tangan si pejabat muda dengan banderol harga yang super miring. Sejak itu, mereka semakin akrab dan hubungan mereka dijalin tanpa rasa canggung.
Sampai pada suatu ketika, pejabat muda itu mendapati perusahaan kontraktor rupanya menggunakan material bangunan dengan kualitas di bawah standar. Si mandor lantas membujuk agar perbuatannya tidak dilaporkan.
Lantaran kadung punya hubungan emosional, pejabat muda itu akhirnya setuju. Dia tak bisa berbuat banyak. Tak hanya berterima kasih, si mandor lantas membekali pejabat muda itu sebuah amplop berisi tumpukan uang.
Sejak saat itu, pejabat muda rutin menerima amplop. Uang itu dikantonginya selama proyek berjalan hingga bangunan gedung itu berdiri menjulang dan diresmikan.
Tapi kebobrokan akhirnya terkuak. Setahun setelah bangunan itu berdiri, gedung mulai terlihat miring. ICAC mengendus ada yang tidak beres dengan proyek tersebut.
Penyelidikan pun digelar. Nama si pejabat muda lantas terseret dalam perkara. "Tragisnya, dia ditangkap satu hari sebelum pernikahannya," ujar Tony.
Inti dari cerita tersebut, kata Tony, semua orang bisa terjerat korupsi baik disadari atau tidak. Tapi pesan penting dari kisah tersebut, ujarnya, "Tidak ada makan siang gratis di dunia ini."
(rdk)