Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa kelompok relawan yang mendukung Joko Widodo pada pemilihan presiden 2014 melakukan konsolidasi di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (13/2). Mereka bertekad mengawal pemerintahan Jokowi dari intrik politik yang dimainkan kelompok-kelompok tertentu.
"Beberapa waktu terakhir Jokowi mendapatkan tantangan, baik dari internal maupun dari lawan politik yang berubah dari serigala menjadi domba. Yang tadinya domba pun sekarang menjadi serigala," kata Budi Arie Setiadi, Ketua Koordinator Pro-Jokowi.
Budi menuturkan, pemerintahan Jokowi saat ini juga sedang berhadapan dengan kelompok yang tak menghendaki perubahan. Ia menilai, kelompok-kelompok tersebut bersatu dengan gerakan antipemberantasan korupsi dan melawan masyarakat yang menginginkan Indonesia lebih bersih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelompok di sekitar kekuasaan itu tak lebih dari penagih utang. Kami tidak mau pemerintah yang lahir dari rakyat tapi akhirnya menjalankan agendanya yang tidak prorakyat," ucapnya.
Sementara itu Sandyawan Sumardi, perwakilan warga bantaran Kali Ciliwung, meminta kelompok relawan tidak berlaku seperti partai politik. Ia meminta gerakan ini nantinya berjalan secara independen dan tidak menjadikan kekuasaan sebagai tujuan.
"Gerakan relawan harus bereaksi secara independen. Jangan seperti Megawati yang melarang anggota-anggotanya," tegasnya.
Konsolidasi ini dihadiri sekitar 200 orang dari berbagai kelompok relawan Jokowi, seperti Seknas Jokowi, Duta Jokowi, Jokowi Mania, Relawan Penggerak Jakarta Baru, Projo dan Lingkar Trisakti.
Konsolidasi ini merupakan yang pertama bagi para relawan Jokowi pertama setelah hari pelantikan presiden dan wakil presiden, 20 Oktober 2014 lalu.
Johanes Joko dari Duta Jokowi mengatakan, forum ini diselenggarakan sebagai pertanggungjawaban moral para relawan kepada masyarakat yang memilih Jokowi akibat program Nawacita. "Kami berutang karena menawarkan konsep nawacita pada pilpres lalu," ujarnya.
(sur/obs)