DPR Pastikan Brasil Merugi jika Bersitegang dengan Indonesia

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 24 Feb 2015 14:23 WIB
DPR memastikan, Indonesia berada di posisi yang menguntungkan dalam hubungan dengan Brasil karena negara itu banyak melakukan ekspor ke tanah air.
Gedung DPR, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Brasil akan menjadi pihak yang sangat dirugikan apabila pemerintah Indonesia menghentikan seluruh kerja sama dengan negara tersebut. Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais mengatakan, Indonesia berada di pihak yang diuntungkan atas polemik ini.

"Jadi penghentian kerja sama dagang atau pertahanan lebih banyak ruginya di Brasil daripada Indonesia. So, we are again upper hand in terms of strategic play," ujar Hanafi saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (24/2).

Bukan hanya itu, Hanafi menjelaskan alasan Indonesia tidak bakal rugi apabila hubungan kerja sama tersebut memang benar akan dihentikan. Salah satunya yaitu terjadi defisit neraca perdagangan Indonesia dan Brasil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara perdagangan, Indonesia defisit. Indonesia lebih banyak impornya. Jadi kalau kami batasi atau hilangkan impor dari Brasil, maka kita tidak rugi. Mereka yang rugi. Secara makro ekonomi hubungan Indonesia-Brasil itu dalam level potensial," katanya.

Dia menyebut sejumlah kerugian yang akan dirasakan Brasil, seperti penurunan neraca dagang sebagai akibat dari berkurangnya ekspor Brasil ke Indonesia.

"Brasil juga kehilangan pasar paling strategis di Asia. Selain itu, juga akan kehilangan support Indonesia dalam setiap penempatan perwakilan internasional," jelas politikus PAN ini.

Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya sebelumnya tidak menutup kemungkinan penghentian kerja sama dengan Brasil. Salah satu kerja sama dalam bidang alat utama sistem pertahanan (alutsista) bersama Brasil adalah pembelian 16 pesawat Super Tucano EMB-314 buatan Brasil, dan pemesanan beberapa sistem peluncur roket dari Brasil.

‪Hubungan diplomatik dengan Brasil terganggu setelah eksekusi mati terhadap terpidana mati narkotik asal negara itu yakni Marco Archer Cardowo Moreira, 18 Januari lalu. Presiden Brasil Dilma Roussef langsung menarik duta besarnya dari Jakarta.‬

‪Ketegangan semakin terasa setelah Brasil menunda penyerahan credential Duta Besar Indonesia untuk negara itu Toto Riyanto sebagai bentuk protes hukuman mati. Toto Riyanto akhirnya dipanggil pulang ke Indonesia, Jumat (20/2).‬

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, hubungan Indonesia-Brasil "sedang dipertimbangkan". (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER