Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Wakil Kepala Badan Intelijen Negara Asad Said Ali bercerita kepada media soal dirinya yang pernah diajak Presiden Joko Widodo berbicara soal lembaga telik sandi. Rupanya obrolan itu membekas buat Asad, meski belum ada kelanjutan setelahnya.
Soal pencalonan, katanya, Jokowi sudah melakukan penilaian terhadap seluruh calon. “Beliau sudah meneropong, terserah beliau saja,” katanya.
Menurut Asad semua kandidat yang pernah disebutkan media pada dasarnya baik. Oleh karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya pilihan kepada Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal munculnya nama Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso dalam daftar nama yang digadang bakal pimpin BIN, Asad enggan berkomentar banyak. "Saya enggak mau ikut bicara itu," ujarnya.
Asad berpandangan, saat ini yang harus diperbaiki BIN adalah memperbaiki undang-undang, meperbaiki keadaan sosial dan agama, dan lain sebagainya.
Sebelumnya Direktur Program Imparsial Al Araf mengajukan empat nama calon Ketua BIN yang dipandang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik selama ini.
"Calon-calon Kepala BIN yang baik menurut saya adalah Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, politisi PDIP TB. Hasanuddin, Andreas Parera, dan peneliti LIPI Ikrar Nusa Bhakti," ujar Al Araf pada acara diskusi bertajuk 'Tarik Ulur Kepala Badan Intelijen Negara' di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Senin lalu.
Calon Kepala BIN baru dipandang lebih baik jika tidak berasal dari elemen militer yang masih aktif. Selain itu, jaminan bahwa kepala BIN terbebas dari potensi pelanggaran HAM di masa lalu juga harus menjadi bahan pertimbangan Presiden dalam menentukan orang yang akan menduduki jabatan tersebut.
(sip)