Di Forum Internasional, Jokowi Tak Mau Duduk di Deret Pinggir

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 02 Mar 2015 12:57 WIB
Bagi Jokowi, posisi duduk menunjukkan kekuatan suatu negara. Oleh sebab itu Jokowi hanya mau ditempatkan di deretan pemimpin negara-negara besar.
Presiden Jokowi saat berkunjung ke Beijing, Tiongkok, dalam rangka APEC, 9 November 2014. (Dokumen Kemenlu RI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Jokowi menyatakan tempat duduk para kepala negara di forum internasional menentukan posisi dan kekuatan negara tersebut. Itulah sebabnya Jokowi selalu minta ditempatkan di antara pemimpin negara-negara besar.

“Kalau duduk di pertemuan-pertemuan internasional, saya selalu minta tempat (Indonesia) harus diletakkan sebagai negara besar, seperti kemarin di APEC. (Berderet) Presiden Rusia, China, Indonesia, Amerika Serikat. Itu menunjukkan dari tempat duduknya saja, kita negara besar, bukan pinggir-pinggir. Kalau di pinggir, enggak mau saya,” kata Jokowi di hadapan ratusan siswa SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3).

Soal posisi duduk itu, menurut Jokowi, merupakan caranya menjaga wibawa Indonesia di mata dunia. Peran diplomasi Indonesia pun, ujar Jokowi, harus terus dijalankan baik secara formal maupun informal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menegaskan meski Indonesia masih memiliki kekurangan, tapi hal itu harus dapat diatasi dan diperbaiki. Indonesia, menurutnya, saat ini terhitung disegani dunia. Pasalnya, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) Indonesia saat ini masuk dalam 16 besar dunia.

"Sekarang ini 45 juta penduduk RI terdiri dari kelas menengah, dan 55 juta penduduk RI merupakan tenaga terampil. Stabilitas makro pada peringkat 25," kata Jokowi.

Walau begitu, Jokowi tak menampik bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah pelik, antara lain kemiskinan, korupsi, dan narkoba. “Hati-hati, tiap hari ada 50 orang generasi kita yang meninggal karena narkoba. Per tahun, kalikan 360 hari, berarti jumlahnya 18 ribu orang setahun. Ada 4,5 juta orang yang harus direhabilitasi,” ujarnya.

Oleh karena itu, Jokowi menyatakan tak akan memberikan grasi pada pengedar narkoba. "Jangan ada yang coba-coba untuk intervensi hukum kita. Masalah narkoba ini kedaulatan hukum kita," kata dia.

Jokowi juga menyinggung soal bagaimana  ia menenggelamkan kapal-kapal ilegal yang mencuri ikan di perairan Indonesia, dan menghukum tegas para pembalak liar di Indonesia. “Peran-peran pelestatian lingkungan di laut dan hutan sangat diperlukan. Terumbu karang kita juga harus dijaga karena negara lain tidak memilikinya,” kata dia.

Semua sumber daya itu, kata Jokowi, membuat Indonesia menjadi negara besar. Ia mengatakan Indonesia harus terus menjadi negara yang disegani dan punya harga diri di mata dunia. (agk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER