Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencanangkan 2015 sebagai 'Tahun Damai Dunia Maya'. Pencanangan tersebut dilakukan sebagai salah satu cara BNPT untuk menanggulangi potensi terorisme di Indonesia yang dianggap semakin berbahaya sejak era media sosial dimulai beberapa tahun lalu.
Untuk mewujudkan targetnya dalam menekan pertumbuhan terorisme di Indonesia, BNPT akan mengajak seluruh blogger, aktivis, dan orang-orang yang memiliki pengaruh besar di dunia maya untuk bersama melakukan gerakan pendidikan melalui berbagai bentuk media sosial.
"BNPT akan mengajak secara bersama-sama semua elemen untuk mewujudkan tahun damai dunia maya. Kita akan membuat komunitas blog dan website yang bersifat informatif dan edukatif bagi masyarakat," ujar Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Agus Surya Bakti saat ditemui di sebuah acara di Jakarta, Kamis (5/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanaman cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendidikan mengenai jihad, hingga pemberian informasi mengenai bentuk negara islam yang sebenarnya akan dilakukan oleh BNPT bersama komunitas dunia maya yang akan mereka bentuk. Menurut Agus, pendidikan tersebut diperlukan karena selama ini banyak warga Indonesia yang bergabung dengan jaringan teroris internasional karena kesalahpahaman mengenai ajaran-ajaran dari Agama Islam tersebut.
"Karena penanaman paham mereka dan sumber masalah ada dalam pola pikir masyarakat. Makanya, kami akan memberikan informasi yang benar mengenai ajaran-ajaran tersebut dengan melibatkan ahli agama, sosial, dan ahli-ahli lain untuk melakukan itu," tutur Agus.
Banyaknya jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi salah satu alasan BNPT menggalakkan gerakan pencegahan aksi terorisme melalui dunia maya. Apalagi, menurut Agus, saat ini semakin banyak komunikasi dan konsolidasi dilakukan oleh kelompok-kelompok terorisme melalui dunia maya.
"Mereka (kelompok teroris) banyak melakukan pelatihan dan koordinasi melalui dunia maya. Kelompok-kelompoknya masih sama seperti dulu, mereka memberikan pendidikan dan informasi dari dunia maya tanpa data yang cukup kepada para calon simpatisan. Ini jelas ancaman bagi kedaulatan NKRI," tutur Agus.
Berdasarkan data dari lembaga riset e-Marketer, hingga 2014 lalu pengguna internet di Indonesia telah mencapai 83,7 juta jiwa. Indonesia pun menempati urutan ke-6 di dunia dalam hal pengguna internet terbanyak di sebuah negara.
(pit/obs)