Jakarta, CNN Indonesia -- Permintaan kepada pemerintah untuk membatalkan eksekusi mati terus disuarakan. Dosen Hubungan Luar Negeri Universitas Paramadina Atnike Nova Sigiro merupakan salah seorang yang menentang diberlakukannya hukuman mati.
Penolakan ini bukan hanya kepada para terpidana mati kasus narkoba, tapi juga kepada terpidana mati perkara terorisme.
"Hukuman mari harus ditolak siapapun, termasuk bagi para terorisme," ujar Atnike saat ditemui di acara diskusi yang digelar KontraS di Jakarta, Sabtu (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jumlah ekstremis tidak akan berkurang meskipun hukuman mati tetap diselenggarakan. Hal tersebut disampaikannya dengan melihat kembali kasus Imam Samudra cs.
Lebih lanjut, ia pun mengatakan hal hukuman mati tersebut malah memberikan inspirasi bagi para ekstremis untuk mengikuti langkah tersebut.
"Hukuman mati terhadap Imam Samudra malah menjadi dikagumi dan menjadi contoh," tegasnya.
Selain itu, ia pun menilai hukuman mati tidak memberikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan untuk merefleksikan tindakannya. "Jadinya mereka tidak merefleksikan apa yang dia lakukan, tidak ada pertobatan," tuturnya.
(obs)