Beredar Video Pelatihan Anak ISIS Berbahasa Indonesia

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 17:44 WIB
Kepala BIN Marciano Norman mengatakan video tersebut adalah bentuk tekanan pada kelompok yang menentang ISIS.
Persatuan Pemuda dan Mahasiswa Peduli Indonesia berunjuk rasa menentang perekrutan ISIS di Indonesia di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 15 Maret 2015. Mereka mengajak masyarakat untuk mengawasi serta menolak aliran ISIS di lingkungannya. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah video yang menampilkan anak-anak berbahasa Indonesia yang tengah dididik dengan pendidikan ala militan Negara Islam Irak dan Suriah(ISIS) beredar. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman menyatakan, BIN langsung berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Langsung kita (koordinasikan) dengan Kominfo," ujar Marciano di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (17/3).

Video tersebut dapat dibuka di situs https://azzammedia.com. Dalam video yang berdurasi sekitar dua menit itu, ditampilkan sekumpulan anak-anak yang diajari bagaimana membaca Al-Quran, memegang senjata, bela diri, belajar bahasa yang disebut mereka bahasa Al-Quran, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada pula cuplikan seorang anak yang ditanyai oleh pembuat video, "menembak bisa?"

"Bisa," ujar anak itu.

"Bongkar pasang AK (AK-47) bisa?" tanya pembuat video itu lagi.

"Bisa," kata anak itu.

Menurut Marciano, anak-anak tersebut oleh militan ISIS disuruh melakukan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya dilakukan. Namun, hal yang dilakukan oleh militan ISIS itu adalah untuk mengintimidasi pihak-pihak yang mengancam keberadaan mereka.

"Jadi mereka menunjukkan bagaimana mereka melakukan eksekusi-eksekusi terhadap lawannya. Itu adalah satu upaya untuk menekan mereka-mereka yang selama ini menyerang kelompok ISIS itu sendiri. 'Kalau kamu teruskan, saya lakukan ini, saya lakukan ini'. Itu adalah bentuk propaganda mereka," kata Marciano.

Ketika ditanya apakah video itu memperkuat dugaan bahwa anak-anak yang masuk rombongan WNI yang ditahan di Turki karena akan menyeberang ke Suriah, Marciano menyampaikan, pihaknya saat ini tengah mendalami kemungkinan-kemungkinan seperti itu, meski saat ini juga mendalami kemungkinan bahwa orang-orang tersebut ingin mencari kehidupan yang lebih baik di Suriah.

"Di Suriah, walaupun ada kondisi seperti itu, tetapi mereka tetap masih banyak orang-orang ilegal yang masuk untuk bekerja di sana. Kami sementara berpikir ke sana," kata dia.

Saat ini BIN terus mendalami motif mereka yang menyeberang ke Suriah ini. Apakah mereka sudah punya keluarga di sana atau tidak.

Saat ini, tim dari Indonesia masih di Turki untuk menunggu jawaban dan kepastian mengenai 16 WNI yang ditahan di sana. "Yang pasti, sekarang yang paling mungkin dilakukan adalah pendeportasian mereka ke sini, karena pemerintah Turki lebih senang kalau mereka dideportasi. Bukan hanya mereka, masih banyak orang-orang yang berada di rumah tensi mereka sendiri (Turki) dan mereka dari mana-mana," ujar dia. (sur/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER