Jakarta, CNN Indonesia -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki menegaskan tidak ada anggotanya yang membantu warga negara Indonesia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Tidaklah benar, pelajar Indonesia di Turki terlibat atau membantu secara aktif maupun pasif warga negara Indonesia yang ingin bergabung dengan ISIS," tulis pernyataan PPI Turki yang diterima CNN Indonesia, Selasa (17/3). Pernyataan itu ditandatangani oleh Ketua Umum PPI Turki M. Rizki Noviyanto dan Sekretaris Umum Fauzi Ahmad.
Pernyataan ini dirilis berkaitan dengan 16 warga negara Indonesia (WNI) yang sedang ditahan oleh pihak keamanan Turki ketika hendak menyeberang ke Suriah. Mereka diduga kuat hendak bergabung dengan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, masih ada 16 warga negara Indonesia yang hilang di Istanbul, Turki yang hingga kini belum ditemukan. "Kedutaan Besar Indonesia di Turki bersama pemerintah Turki telah melakukan upaya maksimal terkait pencarian tersebut," lanjut rilis tersebut.
Dalam pernyataan itu disebutkan pula kondisi Turki masih aman dan kondusif untuk belajar dan wisata. Pelajar Indonesia di sana tetap melakukan aktivitas seperti biasa. "Keluarga maupun kerabat tidak perlu khawatir."
PPI Turki juga menegaskan anggotanya adalah para pelajar yang menjunjung Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman berkehidupan serta menolak ISIS yang radikal dan bertentangan dengan nilai-nila kemanusiaan.
Sebelumnya, Mabes Polri telah menangkap empat warga asing berpaspor Turki yang kemudian diketahui palsu pada akhir 2014 lalu. Mereka terlibat langsung dalam keberangkatan warga Indonesia yang hendak bergabung dengan ISIS.
Mabes Polri juga menyebutkan, ada kaitan antara ISIS dengan teroris di Poso. Para utusan ISIS langsung datang ke kantong-kantong yang dinilai sejalan dengan mereka untuk direkrut dan diberangkatkan ke Suriah. Poso menjadi salah satu kantong tersebut.