Nasir Abbas: Fokus Perjuangan ISIS di Suriah-Irak, Bukan RI

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2015 17:07 WIB
Pengamat terorisme yang juga mantan pimpinan Al-Qaeda Asia Tenggara, Nasir Abbas, angkat bicara soal penyebaran ISIS yang makin diwaspadai Indonesia.
Ilustrasi ISIS. (CNN Indonesia/Laudy Gravicia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat terorisme yang juga mantan pimpinan Al-Qaeda Asia Tenggara, Nasir Abbas, angkat bicara soal penyebaran paham radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang makin diwaspadai Indonesia.

“Anggota dan semangat ISIS memang ada di sini. Tapi ketika sudah berbaiat kepada ISIS melalui orang yang mewakili (pemimpin ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, mereka wajib berjuang bersama anggota ISIS di Suriah dan Irak,” kata Nasir dalam diskusi yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Jakarta, Kamis (19/3).

Bentuk loyalitas orang-orang yang telah berbaiat kepada ISIS, ujar Nasir, ialah bergabung langsung dengan ISIS ke Irak dan Suriah, sebab fokus perjuangan ISIS ada di dua negara Timur Tengah itu, bukan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Nasir, kelompok teroris sesungguhnya sudah tidak lagi menunjukkan eksistensinya di Indonesia sejak 2009. Sejak itu, yang terjadi di Indonesia hanya peristiwa-peristiwa kecil seperti penembakan polisi yang tidak dapat dikategorikan sebagai tindak terorisme.

Isu terorisme dan meluasnya ISIS, kata Nasir, baru muncul kembali usai keberangkatan 16 warga negara Indonesia ke Turki yang diduga hendak menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Bagi Nasir, keberangkatan 16 WNI ke Suriah merupakan usaha mereka untuk menunjukkan ideologi yang sedang mereka perjuangkan.

"Ada pula yang punya keyakinan sama dengan ISIS tapi masih ragu berangkat ke sana (Suriah). Maka ini untuk menimbulkan semangat dan keyakinan diri pada orang-orang yang masih ragu itu," ucap Nasir.

Secara terpisah, mantan pemimpin ISIS Regional Indonesia Chep Hernawan ketika ditemui CNN Indonesia menceritakan ada dua jenis pelatihan yang harus dilewati WNI yang hendak berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Pertama, latihan tidak makan nasi selama sebulan. Kedua, latihan beradaptasi dengan cuaca dingin di Suriah dan Irak dengan tinggal di Gunung Gede dan Gunung Salak, Jawa Barat, selama tiga hari. (Baca selengkapnya: Dua Pelatihan yang Dijalani WNI Sebelum ke Suriah)

Polri telah secara resmi meminta pemerintah menetapkan ISIS sebagai organisasi terlarang agar dapat menindak para pendukung dan orang yang terlibat dengan kelompok radikal itu. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER