Pembunuhan Dua Sedadu di Aceh Dibahas Serius di DPR

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 11:30 WIB
Komisi I DPR RI akan meminta keterangan TNI dan BIN dalam waktu dekat atas pembunuhan intelijen TNI 0103/Aut. Faktor sosial-ekonimi tak bisa hilang di Aceh ini.
Rekan-rekan Serda Hendri menghibur keluarga almarhum saat jenazah tiba dari kawasan Batee Pila Desa Alue Papeun Aceh utara, Provinsi Aceh. Selasa (24/3). Dua Intel Kodim 0103 Aceh Utara Serda Hendri dan Sertu Indra diculik sekelompok pria bersenjata pada Senin (23/3) dan ditemukan tewas dengan hampir seluruh bahagian tubuh korban alami luka tembak. Polisi menemukan 12 selongsonag AK-47 dan 13 butir seloangsong M-16. (Antara Foto/Rahmad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penculikan sekaligus pembunuhan dua intelijen TNI dari markas Komdim 1030 Aceh Utara menjadi catatan penting di awal 2015, lantaran bisa kembali memicu konflik.

Sebagai sebuah wilayah yang baru berdamai, tidak mudak membuat suasana kondisif secara instan. Aceh sebagai wilayah bekas konflik menyimpan segudang masalah, khususnya faktor ekonomi dan sosial.

"Saat saya kunjungan kerja ke Aceh suasana belum kondusif. Negeri yang baru bebas konflik sulit langsung berdamai ditambah adanya gerakan-gerakan lama yang sewaktu-waktu mengancam," kata Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanti kepada CNN Indonesia, Rabu (25/3). (Baca juga: Din Minimi Bantah Terlibat Pembunuhan Dua Intel TNI)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai mitra Komisi I, TNI dan Badan Intelijen Nasional agar bisa segera menangkap pelaku dan menghindari spekulasi. Karena penanganan wilayah konflik jauh berbeda dengan penangan kriminal di tempat lain.

"Jangan dulu berspekulasi ini gerakan separatis atau apapun, pokoknya kami lihat ini sebagai tindakan kriminal terlebih dahulu," kata Evita.

Konflik sosial dan ekonomi di daerah konflik, kata Evita, biasnya menjadi faktor utama munculnya teror atas dasar kekecewaan kepada pemerintah pusat. Enggan menyebut keterlibatan Gerakan Aceh Merdeka di balik trageti ini, nanun ia tidak menutup kemungkinan adanya gerakan semacam itu kembali terjadi di Aceh.

"Di daerah konflik itu biasa terjadi, dan jelas ini bukan yang pertama di Aceh kan?," ujarnya.

Untuk itu, dalam waktu deket di pekan ini, Komisi I DPR RI akan segera memanggo Pamglima TNI dan BIN termasuk melibatakan Polri dalam proses perburuan pelaku.
 
"Ini sudah jadi pembahsan penting di Komisi I DPR, dan segera setelah masuk kemarin (Senin, 23/3) pemanggilan pihak terkait akan dilakukan," katanya.

Sebagaimana diketahui, Sersan Satu Indra Irawan dan Sersa Dua Hendrianto diculik oleh sekelompok orang tak dikenal sejak Senin sore. Saat itu mereka sedang berpakaian sipil dan baru bersilaturahmi ke rumah Kepala Mukim Desa Alumbang. Tak jauh dari rumah sang Kepala Mukim, keduanya didatangi sekelompok orang bersenjata dan dinaikkan ke mobil yang kemudian melaju ke arah Desa Sido Mulyo, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara.

Selasa pagi tadi sekitar pukul 08.30 WIB, sebanyak 13 anggota Satuan Intelijen dan Keamanan serta Satuan Narkoba Polres Lhokseumawe menelusuri peristiwa hilangnya Sertu Indra dan Serda Hendri. Sesampainya di Desa Bate Pilah, mereka menemukan mayat dua anggota Intel itu dalam posisi tertelungkup, tangan terikat, dan hanya memakai celana dalam. Pada jenazah mereka ditemukan banyak luka tembak yang diduga dilakkukan dari jarak dekat. (Lihat Fokus: Intel TNI Terbunuh di Aceh)

Melihat rekannya tewas, tim segera berkoordinasi dengan pasukan Brimob yang bersiaga di Pos Polisi Nisam Antara. Selanjutnya Brimob bersama petugas Polres Lhokseumawe mengecek dua mayat tersebut, dan memastikan bahwa keduanya adalah anggota TNI Angkatan Darat yang bertugas di unit intelijen Kodim 0103 Aceh Utara.

(pit/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER