Bingungnya Petugas Keamanan DPR Jelang Fraksi Golkar Direbut

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2015 09:43 WIB
Ade Komarudin dan Bambang Soesatyo anggota Fraksi Golkar. Begitu pula Agus Gumiwang dan Fayakhun Andriadi. Pamdal harus membela yang mana? Mereka terjepit.
Sekretariat Fraksi Golkar di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para petugas berseragam biru berjaga berderet di lobi dan lorong-lorong lantai 12 Gedung Nusantara I DPR RI, tempat pimpinan Fraksi Golkar berkantor. Mereka adalah petugas pengamanan dalam (pamdal). Mereka memang sehari-hari menjaga Kompleks MPR/DPR RI, namun biasanya tak dipasang sebanyak itu di satu tempat.

Lantai 12 memang istimewa, sumber kemelut terkini Golkar. Siang ini, Jumat (27/3), para pamdal itu, meski telah dibantu oleh petugas dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Metro Jaya, berharap kisruh tak pecah di lantai 12.

Pukul 14.00 WIB menjadi penentuan. Itulah tenggat yang diberikan kubu Agung Laksono kepada Ketua dan Sekretaris Fraksi Golkar kubu Ical, Ade Komarudin dan Bambang Soesatyo, untuk hengkang dari Sekretariat Fraksi Golkar. Namun tak ada tanda-tanda keduanya berkemas dan hendak angkat kaki. Yang terlihat ialah penambahan petugas keamanan di lantai 12.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana para petugas keamanan itu jika lantai 12 dilanda rusuh? Hendak berpihak ke mana? Mau melindungi kubu Ical yang hendak diusir, atau justru membantu pengusiran yang dilakukan kubu Agung?

Andri, salah satu pamdal yang berjaga di lantai 12, sesungguhnya tak peduli. “Saya pokoknya bagaimana komandan. Kami kan pasukan. Kami tidak bisa bertindak apa-apa tanpa perintah komandan. Kami nurut sama pimpinan,” kata dia kepada CNN Indonesia.

Staf ahli Bambang Soesatyo, Dwi Nugroho Marsudianto, ikut bersimpati kepada pamdal yang bingung melihat kondisi Fraksi Golkar. “Pamdal ini terjepit. Agus Gumiwang dan Fayakhun Andriadi (Ketua dan Sekretaris Fraksi kubu Agung) kan juga anggota Fraksi Golkar. Mereka mengatakan mau menggunakan pamdal dan polisi untuk mengusir Ade Komarudin dan Bambang Soesatyo. Padahal Ade dan Bambang pun anggota Fraksi Golkar. Bagaimana jadinya?” kata dia.

Lain lagi ceritanya jika petugas yang dibawa kubu Agung untuk mengambil alih Sekretariat Fraksi berasal dari luar DPR. Itu akan lebih memudahkan pekerjaan pamdal jika terjadi gesekan. “Kalau petugas luar, datang tinggal tangkap, selesai. Beda dengan pamdal yang bingung mau mendengar yang mana (kubu Agung atau Ical). Yang pasti mereka mendengar komandan,” ujar Dwi.

Apabila kubu Agung ternyata menggunakan pamdal untuk mengambi alih Sekretariat Fraksi dan komandan pasukan tak bisa memutuskan akan memihak kubu mana, maka Dwi mengusulkan agar sang komandan berkonsultasi dengan Sekretariat Jenderal DPR.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Golkar Yorrys Raweyai mengatakan pengambilalihan paksa Sekretariat Fraksi Golkar bakal dilakukan dengan mengirimkan Ketua Fraksi yang ditunjuk Agung, Agus Gumiwang Kartasasmita, ke lantai 12 untuk menggelar rapat fraksi di ruang rapat Fraksi Golkar, bukan dengan mengirimkan pihak luar.

Yorrys menjamin pengambilalihan Sekretariat Fraksi tak akan dilakukan dengan cara peremanisme karena itu tak sesuai karakter Golkar.

Semoga. Tak ada yang ingin melihat para wakil rakyat ribut di gedung yang seharusnya menjadi wadah menampung aspirasi rakyat, bukan tempat berebut kuasa. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER