Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh personel Polri yang akan bergabung dengan tim percepatan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Yaman akan berangkat tengah malam ini. Ketua Satuan Tugas Misi Kemanusiaan Polri Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, penerbangan dari Jakarta tidak akan langsung menuju Yaman.
"Kalau tidak ada halangan, rencananya berangkat pukul 12.00 WIB malam ini, menggunakan pesawat komersial," kata Krishna Murti di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/4).
Menurut Krishna, tim akan terbang melalui negara-negara di sektitar wilayah Yaman, sebelum tiba di negara yang tengah berkonflik tersebut. Alasannya, wilayah udara Yaman saat ini dikendalikan oleh Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti akan dicari celah yang paling memungkinkan untuk masuk ke sana," ujar Krishna.
Ketujuh personel Polri tersebut, menurut Krishna, akan bergabung untuk melengkapi tim evakuasi yang sudah lebih dulu ada di negara tersebut. Tim yang dipimpin Krishna merupakan gabungan dari berbagai fungsi Polri seperti ahli forensik, tim intelijen, dokter kepolisian, dan tim khusus perlindungan perempuan dan anak.
Mereka berasal dari Divisi Hubungan Internasional, Badan Pemelihara Keamanan, Badan Intelijen dan Keamanan, Lembaga Pendidikan, dan Kedokteran Kepolisian.
"Kenapa hanya tujuh orang, karena ini sifatnya bukan operasi besar-besaran. Ini sifatnya lebih ke koordinasi dengan otoritas yang ada di sana," ujarnya.
Otoritas yang dimaksud, menurutnya, adalah kedua pihak yang sedang bertikai di Yaman. "Pemerintah Indonesia, syukurnya, masih diterima oleh kedua faksi yang ada di sana."
Merujuk pada data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, saat ini sebanyak 4.159 WNI masih menetap di berbagai kawasan di Yaman. Jumlah tersebut terdiri dari 2.686 mahasiswa, 1.488 pekerja, dan 45 staf KBRI.
Sejak pemerintah mengumumkan rencana evakuasi pada Februari lalu, 175 orang mendaftar dan 148 di antaranya sudah tiba di Tanah Air. Evakuasi lokal terakhir kali dilakukan pada Senin (30/3). Sebanyak 90 orang dilarikan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia Sanaa ke Al Hudaydah.
Yaman semakin berkobar saat koalisi serangan udara di bawah komando Arab Saudi melancarkan serangan untuk memukul mundur pemberontak Syiah Houthi yang mengincar Aden, benteng terakhir pemerintahan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Saudi memulai serangan para Rabu malam (25/3) dan Hadi telah angkat kaki dari negaranya pada Kamis. Dia kini berada di Riyadh.
(rdk)