Jakarta, CNN Indonesia -- Yorrys Raweyai membuka ceritanya dengan CNN Indonesia dengan mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah orang yang reaktif. "Saya ini orangnya responsif," tuturnya Rabu (1/4). Responsif dia menyebutnya semua tindakan yang dilakukannya terukur.
Dia sudah mempertimbangkan opsi-opsi yang bakal muncul akibat tindakannya sekaligus mempertimbangkan langkah-langkah yang diambilnya. Termasuk juga soal penguasaan Sekretariat Fraksi Golkar. "Panduannya satu, mana yang publik dan mana yang tidak. Ini kan negara hukum," katanya.
Tiga Pertemuan Pemanasan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turunnya Yorrys untuk datang sendiri memimpin penguasaan Fraksi Golkar bermula karena kegagalan Agus Gumiwang dan beberapa kawannya menguasai Fraksi Golkar pada Jumat (27/3) lalu.
Usai kegagalan itu, Agus Gumiwang melaporkan itu ke DPP Golkar di Slipi. Laporan ke DPP itu usai mereka melaporkan Ade Komarudin dan Bambang Soesatya ke Bareskrim Mabes Polri karena menghalang-halangi untuk masuk ke ruang fraksi.
"Agus laporan kalau gak berhasil masuk fraksi. Waktu itu ada saya, dan beberapa yang lainnya. Saya tanya ke dia, kenapa sih gak bisa masuk ke fraksi?" tutur Yorrys.
Agus menjelaskan bahwa ruang fraksi dikunci dan diganti passwordnya. "Okeh lah, kalau begitu Senin, saya akan ke sana untuk melihat kenapa sih sampai nggak bisa masuk," jawab Yorrys.
Pembahasan soal penguasaan Fraksi Golkar menjadi pembicaraan yang tidak disengaja ketika ada pertemuan di rumah Mahyudin, Wakil Ketua MPR, Minggu (29/3).
Saat itu, sebut Yorrys, Agus kembali meminta dirinya untuk ikut datang ke ke Fraksi. "Abang lihat-lihat lah ke fraksi besok," kata Yorrys menirukan Agung.
Yorrys menjanjikan bahwa dirinya akan datang ke Fraksi Golkar untuk bertemu dengan Pimpinan Fraksi Golkar kubu Aburizal Bakrie.
Seninnya, sekitar jam 12.00 WIB, Yorrys datang ke DPR. Dia datang sendirian, tidak dengan pasukan, begitu dia menyebutnya. "Buat apa bawa pasukan. DPP aja berhasil saya kuasai, apalagi fraksi. Itu kan hak kita," ungkap Yorrys.
Yorrys tidak langsung ke Sekretariat Fraksi Golkar. Dia melipir dulu ke ruang Fraksi Golkar di MPR. Waktu itu di sana sudah ada Agus Gumiwang, Fayakun, Agun Gunandjar dan beberapa orang lainnya. Pembicaraan soal rencana penguasaan Fraksi Golkar.
Yorrys dengan beberapa orang, termasuk para wartawan kemudian bergerak naik ke Sekteriat Fraksi Golkar di lantai 12 Gedung Nusantara. "Begitu saya naik, saya lihat banyak Pamdal berjaga. Pintu masuk dikunci," tutur Yorrys.
Saya bilang ke Pamdal tugasnya menjaga orang lain tidak masuk, bukanlah anggota Fraksi Golkar. Tak lama kemudian, seorang polisi berpangkat Kompol datang dan berkata yang tidak berkepentingan diharap turun. "Saya bilang ke dia, semua yang disini berkepentingan. Di sini cuman ada anggota Fraksi Golkar dan wartawan."
Yorrys lalu memanggil Fayakhun Adriandi untuk melihat soal pintu masuk ruang fraksi yang dikunci dan pakai password itu. Pintu itu sedikit terbuka ketika didorong. "Ternyata besi yang dipakai murahan. Saya suruh untuk digergaji saja," tutur Yorrys.
Saat digergaji, Yorrys mengaku berpesan jangan sampai kaca-kaca di fraksi pecah dan rusak. Itu akan membuat situasi makin kacau dan punya konsekuensi hukum karena merusak aset negara.
Jika kaca pecah, Yorrys yakin penguasaan Sekretariat Fraksi Golkar bakal lebih sulit dan memakan waktu.
"Ya saya tahu itu berdasarkan pengalaman saya di lapangan. Ini tidak ada teorinya, tapi ini pengalaman lapangan, ungkapnya. Ada dua pintu untuk masuk sekretariat Fraksi Golkar.
Saat pintu pertama digergaji, Yorrys mengaku mendengar barang-barang dipindahkan dibalik pintu kedua. Ini indikasi bahwa kubu Aburizal Bakrie tidak akan menyerahkan fraksi begitu saja.
Saat itu, di dalam ruang rapat Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo sedang menggelar konferensi pers soal peserta Munas Ancol yang diduga ilegal.
"Saya dapat sms dari wartawan yang didalam meminta agar pintu fraksi dibuka agar mereka bisa keluar,' tuturnya.
Paduan gergaji dan dorongan wartawan, ungkap Yorrys akhirnya membuat pintu Pertama fraksi terbuka. Lalu rombongan itu masuk ke ruang rapat fraksi karena pintu kedua ternyata tidak dikunci. Konferesi pers telah berakhir tetapi Bambang Soesatyo tidak ada namun masih berada di lantai 12 Gedung Nusantara.
Fraksi Golkar kubu Agung Laksono akhirnya bisa masuk dan rapat untuk kali pertama di Sekretariat Fraksi Golkar. Usai itu, kedua kubu akhirnya melakukan rapat dengan mediator Wakil Ketua DPR Fadli Zon. "Saya sengaja tak banyak terlibat di rapat mediasi itu. Saya hanya ingin lihat bagaimana mereka melakukan resolusi konflik," kata Yorrys.
Yorrys mengaku, keberhasilannya untuk menguasai Sekretariat Fraksi Golkar karena pengalamannya di lapangan. Salah satunya adalah memahami pentingnya simbol-simbol. "Kalau dalam perang itu, penguasaan tempat yang jadi simbol penting. Itu akan menentukan posisi kita selanjutnya," katanya.
Untuk itu, tutur dia, setelah berhasil menguasai DPP Golkar, langkah lain yang harus segera dilakukan adalah menguasai Sekretariat Fraksi Golkar. Dia mengaku penasaran juga mengapa fraksi tidak berhasil dikuasi hingga datang sendiri untuk mengambil alih fraksi. Dia menyebut Sekretariat Fraksi Golkar adalah hak semua anggota Fraksi Golkar yang diakui pemerintah dengan SK Menkumham.
"Yang utama, simbol itu secara de facto harus kita kuasai. Urusan de jure nanti, masih lama. Itu pengalaman saya," ujarnya lalu tertawa kecil.
Yorrys memang tokoh penting di beberapa organisasi kepemudaan. Dia adalah Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). AMPG ini terpecah dua. Selain AMPG Yorrys, ada juga AMPG dengan ketua Ahmad Dolli Kurnia.
Nama Yorrys juga sering dikaitkan dengan aksi-aksi yang dinilai premanisme. Termasuk cara dia mengambil alih Sekretariat Fraksi Golkar. Namun, dia menolak tudingan itu. "Bagaimana apa yang saya lakukan disebut cara-cara preman? Fraksi itu hak kami. Kami mau ambil. Saat pengambilan itu juga tidak ada pelanggaran hukum kan?" tegas dia.
Yorrys balik menuding kubu Aburizal Bakrie yang lebih dekat dengan premanisme. Dia menyebut terutama Bambang Soesatyo yang dinilainya sering melontarkan pernyataan provokatif yang cenderung memecah belah partai. "Saya sudah ingatkan dia untuk menjaga mulutnya," tegas Yorrys. (Baca juga:
Adu Mulut Bamsoet-Yorrys di antara 'Bara' Golkar)
Lepas dari itu, Yorrys menyebut keberhasilan menguasai Sekretariat Fraksi Golkar adalah salah satu langkah maju untuk membuat jalan keluar konflik Golkar.