Yorrys mengaku, keberhasilannya untuk menguasai Sekretariat Fraksi Golkar karena pengalamannya di lapangan. Salah satunya adalah memahami pentingnya simbol-simbol. "Kalau dalam perang itu, penguasaan tempat yang jadi simbol penting. Itu akan menentukan posisi kita selanjutnya," katanya.
Untuk itu, tutur dia, setelah berhasil menguasai DPP Golkar, langkah lain yang harus segera dilakukan adalah menguasai Sekretariat Fraksi Golkar. Dia mengaku penasaran juga mengapa fraksi tidak berhasil dikuasi hingga datang sendiri untuk mengambil alih fraksi. Dia menyebut Sekretariat Fraksi Golkar adalah hak semua anggota Fraksi Golkar yang diakui pemerintah dengan SK Menkumham.
"Yang utama, simbol itu secara de facto harus kita kuasai. Urusan de jure nanti, masih lama. Itu pengalaman saya," ujarnya lalu tertawa kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yorrys memang tokoh penting di beberapa organisasi kepemudaan. Dia adalah Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). AMPG ini terpecah dua. Selain AMPG Yorrys, ada juga AMPG dengan ketua Ahmad Dolli Kurnia.
Nama Yorrys juga sering dikaitkan dengan aksi-aksi yang dinilai premanisme. Termasuk cara dia mengambil alih Sekretariat Fraksi Golkar. Namun, dia menolak tudingan itu. "Bagaimana apa yang saya lakukan disebut cara-cara preman? Fraksi itu hak kami. Kami mau ambil. Saat pengambilan itu juga tidak ada pelanggaran hukum kan?" tegas dia.
Yorrys balik menuding kubu Aburizal Bakrie yang lebih dekat dengan premanisme. Dia menyebut terutama Bambang Soesatyo yang dinilainya sering melontarkan pernyataan provokatif yang cenderung memecah belah partai. "Saya sudah ingatkan dia untuk menjaga mulutnya," tegas Yorrys. (Baca juga:
Adu Mulut Bamsoet-Yorrys di antara 'Bara' Golkar)
Lepas dari itu, Yorrys menyebut keberhasilan menguasai Sekretariat Fraksi Golkar adalah salah satu langkah maju untuk membuat jalan keluar konflik Golkar.
(hel)