Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI kesulitan untuk mengevakuasi 100 lebih warga negara Indonesia yang berada di Yaman, negara di jazirah Arab yang berbatasan dengan Saudi dan Oman. Hingga hari ini, Sabtu (4/2), pertempuran di sejumlah daerah di negeri itu masih berlangsung.
“Keadaan di Yaman berkembang sangat cepat, tidak stabil, terus berubah-ubah. Intensitas pertempuran sampai kemarin masih tinggi. Banyak WNI terjebak. Walau mereka aman, belum bisa dikeluarkan dari Yaman,” kata Juru Bicara Kemlu RI Armanatha Nasir kepada CNN Indonesia.
Sampai saat ini, ujar Armanatha, Kemlu masih menjajal segala rute yang memungkinkan untuk mengevakuasi WNI dari Yaman. Pesawat TNI AU untuk proses evakuasi WNI, Boeing 737-400 Skuadron 17 sesungguhnya sudah tiba di Kota Salalah, Oman, Jumat pagi (3/4).
“Pesawat TNI AU sudah di Salalah, mengarah ke Gizan untuk mencoba mengevakuasi 200-an WNI,” kata Armanatha. Gizan ialah kota pelabuhan yang terletak di barat daya Arab Saudi dan berbatasan langsung dengan Yaman.
Dari Gizan, para WNI itu rencananya akan dibawa ke Muscat, ibu kota Oman, untuk langsung bertolak ke Indonesia. Sayangnya rencana ini kini menghadapi kendala. “Terbang dari Gizan tidak bisa, lewat Salalah juga tidak bisa. Kami terus cari jalan untuk mengeluarkan mereka,” ujar Armanatha.
Salah satu wilayah yang dilanda pertempuran adalah Aden, kota pelabuhan di Yaman. Meski para WNI di sana belum bisa keluar karena berada di sekitar wilayah pertempuran, namun Kemlu menjamin kondisi mereka aman.
“
Alhamdulillah aman, dan stok logistik cukup. Kami bekerjasama dengan ICRC (Palang Merah Internasional) untuk memastikan semua WNI di sana dalam kondisi aman dan tak berada di lokasi yang diserang,” kata Armanatha.
Oleh sebab kondisi di lapangan fluktuatif, Kemlu tak menargetkan kapan proses evakuasi bakal rampung. Kemlu menyatakan berupaya maksimal untuk memulangkan para WNI di Yaman secepatnya, seamannya, dan seefisien mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(agk)