Kepala BNPT: Penyergapan Daeng Koro Wilayah Polri

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Minggu, 05 Apr 2015 18:53 WIB
Kepala BNPT Komjen Saud Usman menyatakan BNPT lebih fokus pada tindakan preventif terhadap radikalisme dan terorisme.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kanan) bersama Wakapolri Komjen Badrodin Haiti (tengah) dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution (kiri) memberikan keterangan terkait penanganan terorisme usai menghadiri rapat koordinasi bersama di Kementerian Politik Hukum dan Keamanan di Jakarta, Jumat (6/2). Rapat koordinasi bersama TNI, Kepala BIN, Polri dan BNPT tersebut membahas penanganan terorisme di Poso. (ANTARA/Teresia May)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok teroris Poso, Santoso, masih bergerilya. Pasca penyergapan oleh Densus 88, seorang tangan kanan Santoso, Daeng Koro, diduga tewas. Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Saud Usman Nasution mengklaim lembaganya telah melakukan tindakan pencegahan terhadap bahaya radikalisasi di Indonesia.

"Kami dalam rangka tindakan preventif. Penegakan hukumnya di Mabes Polri," ujar Saud kepada awak media di kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Jakarta, Minggu (5/4). Saud menyangkal tudingan pencegahan yang dilakukannya gagal lantaran merebaknya terorisme di Indonesia.

"Kami melaksanakan kegiatan dialog, kerjasama dengan universitas Islam, dan universitas negeri di Indonesia. Kami juga dialog dengan tokoh masyarakat," katanya. Dialog-dialog tersebut dilakukan dalam upaya melawan radikalisasi Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam serangkaian upaya pencegahan tersebur, BNPT membidik seluruh elemen masyarakat. "Target kami semua pihak dari hilir sampai ke hulu. Dari anak kecil sapai orang tua. Kita imbau masyarakat untuk tidak ikut kelompok itu," ujarnya. Lembaga negara tersebut juga mendampingi masyarakat yang mau melaporkan apabila menemukan dugaan tindakan terorisme.

Kendati demikian, Saud menjelaskan BNPT bukan satu-satunya tolak ukur berhasilnya pemberantasan terorisme di Indonesia. Alih-alih mengultuskan BNPT, pihaknya meminta masyarakat agar melek media agar mampu membedakan perbedaan makna berjihad. "Dunia maya itu tanpa batas. Tergantung sekarang pada pemahaman masing-masing," ucapnya.

Sebelumnya, Mabes Polri menduga kuat Daeng Koro tewas dalam baku tembak antara Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dengan terduga teroris jaringan itu di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4). “Untuk memastikannya akan dilakukan tes DNA,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Rikwanto. ( Baca juga: Baku Tembak Densus dan Jaringan Santoso Disertai Ledakan Bom).

Baca Fokus: Akhir Perlawanan Daeng Koro. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER