Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan sebagai salah seorang desertir, Daeng Koro termasuk orang yang diburu oleh TNI. Gembong teroris bernama asli Sabar Subagyo ini harus menjalani hukum pidana atas perbuatannya meninggalkan kedinasan TNI.
"Semua disertir kami buru, walau sudah pecat kami buru, ditangkap masukan ke penjara," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/4).
Daeng, tokoh kelompok teroris yang disebut orang penting dalam kelompok Santoso adalah bekas anggota Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. (Baca juga:
Daeng Koro, Pecatan Kopassus yang Hanya Bisa Main Voli)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena pernah menjadi anggota Kopassus Moeldoko menilai Daeng sangat berbahaya, bahkan ia dinilai lebih berbahaya dibandingkan teroris yang lain.
"Ya (lebih bahaya). Punya keahlian kalau mantan tentara memang," ujar Moeldoko.
Meski pernah jadi tentara, Moeldoko enggan menyalahkan pola perekrutan yang ada di tubuh TNI atau Kopassus. Menurutnya, memang sulit mendeteksi setiap calon anggota TNI yang masuk, apakah ke depannya akan membela atau malah merugikan negara.
"Psikotes tidak bisa melihat bahwa mereka itu dulunya manusia ini mantan bajingan atau sikap bajingannya memang ada," kata Moeldoko. (Lihat fokus:
Akhir Perlawanan Daeng Koro)
Daeng Koro tewas dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri di Pegunungan Sakina Jaya, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat lalu. Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sebagai
pecatan pasukan khusus militer, Daeng dianggap lebih berbahaya dibanding Santoso. Dengan keahlian militer yang dimilikinya itu, dia merekrut dan membentuk kelompok para militer untuk meneror aparat dan masyarakat Poso. Tewasnya Daeng dinilai Badrodin akan melemahkan kelompok teroris yang berbasis di wilayah Sulawesi Tengah itu. Ada dua kelompok di wilayah Sulawesi Tengah. Masing-masing dipimpin oleh Daeng Karo dan Santoso. Kelompok yang dipimpin oleh Daeng Karo memiliki anggota sekitar 10-15 orang. Sementara yang dipimpin Santoso berjumlah sekitar 20-an orang. Sehingga total ada sekitar 30-35 orang. (Baca juga:
Badrodin Nyatakan Tewasnya Daeng Koro Lemahkan Santoso )
(sur)