Jakarta, CNN Indonesia -- Sepak terjang Daeng Koro, salah satu pentolan kelompok Santoso, terus disorot pasca kematiannya, Jumat (3/4). Daeng Koro merupakan salah satu teroris yang paling dicari Kepolisian. Ia pernah merancang aksi balas dendam terhadap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pasca penangkapan Densus terhadap anggota kelompoknya pada 22 September 2012.
Salah satu anggota kelompok Santoso yang ditangkap Densus pada September 2012 itu ialah Badri. Ia ditangkap subuh ketika berjalan di dekat rumahnya. Di rumah Badri, polisi menemukan 11 detonator, pipa yang digunakan sebagai
casing bom, bahan-bahan kimia seperti urea, belerang, dan campuran lainnya, dokumen-dokumen, serta buku-buku jihad.
Saat penangkapan itu, Farhan Mujahid, anak tiri teroris Abu Umar yang sudah dianggap keponakan sendiri oleh Daeng Koro, mati ditembak polisi. Selain itu salah satu orang kepercayaan Daeng Koro, yaitu Sutarno alias Wahid yang merupakan alumni Kashmir, ikut ditangkap di Ambon. (Baca juga:
Daeng Koro Bantu Abu Umar sebelum Gabung Kelompok Santoso).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku karya mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai yang berjudul 'Dinamika Baru Jejaring Teror di Indonesia' terbitan 2014, rencana aksi balas dendam Daeng Koro dirancang baik.
Seknarionya, kelompok Daeng Koro akan menyerang polisi agar polisi mengejar mereka ke Gunung Biru, Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah, yang menjadi basis Mujahidin Indonesia Timur. Di Gunung Biru itu, ranjau telah disiapkan untuk para polisi.
Aksi balas dendam Daeng Koro dijalankan pada 8 Oktober 2012. Daeng Koro dibantu orang kepercayaannya, Abu Uswah. Mereka menculik dua anggota Polres Poso yang sedang melintas di Dusun Tamanjeka. Penculikan itu membuat Poso geger kembali.
Polri bersama TNI langsung turun ke Tamanjeka untuk melakukan pengejaran. Hasilnya menyedihkan. Dua polisi yang diculik ditemukan tewas mengenaskan. Mereka dikubur dalam satu lubang. Sementara senjata kedua polisi itu hilang dirampas. (Baca juga:
Diduga Tewas, Daeng Koro Sedikitnya Terlibat 9 Aksi Terorisme).
Daeng Koro tewas pekan lalu dalam baku tembak antara Densus 88 dengan kelompoknya di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. (Baca juga:
Keluarga Yakin yang Tewas Daeng Koro)
Sebelumnya, Densus terlibat kontak senjata sekitar satu jam dengan 12 orang tak dikenal di Pegunungan Sakina Jaya. Ledakan bom mewarnai tembak-menembak itu. Dari baku tembak itu, Densus menyita barang bukti berupa dua pucuk senjata laras panjang jenis M-16, satu pucuk senjata rakitan, satu bom lontong, ratusan amunisi, dua ponsel, dan GPS.
Simak selengkapnya di FOKUS:
Akhir Perlawanan Daeng Koro. (hel/agk)