Komisi IX DPR Desak Menlu Retno Tegas ke Arab Saudi

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 15 Apr 2015 11:25 WIB
Sikap tegas itu diperlukan karena Arab Saudi mengeksekusi mati TKI Siti Zaenab tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia.
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf menghadiri pelantikan anggota DPR periode 2014- 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dede Yusuf menyampaikan kekecewaannya kepada pemerintah Arab Saudi, yang telah melakukan eksekusi mati terhadap salah satu Tenaga Kerja Indonesia asal Bangkalan Jawa Timur, Siti Zaenab. Siti dieksekusi mati atas perkara pembunuhan terhadap majikan perempuan Nourah binti Abdullah Duhem Al Maruba.

"Kami kecewa ke pemerintah Arab Saudi yang buat hukuman tanpa koordinasi ke pemerintah Indonesia. Ini upaya yang dilakukan beberapa tahun terakhin tapi seolah-olah langsung terjadi," ujar Dede di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/4).
Oleh sebab itu, ia mendesak pemerintah dalam hal ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk dapat bersikap tegas sebagai bentuk kekecewaan atas sikap pemerintah Arab Saudi.

"Kami harapkan Menlu berikan sebuah sikap yang cukup tegas terhadap pemerintah Arab Saudi bahwa kami tidak menerima hukuman yang tak beritahukan terlebih dahulu," kata dia menegaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dokumen yang diterima CNN Indonesia dari Migrant CARE, setelah memasuki satu tahun bekerja, Siti sering mengalami penyiksaan dari majikan perempuannya. Kondisi ini diceritakan Siti kepada keluarga melalui surat yang dikirim ke keluarga di Bangkalan. Surat tersebut adalah surat terakhir Siti.

Dalam cerita itu, Siti mengatakan tidak kerasan bekerja di Arab Saudi dan ingin pulang pada Hari Raya Idul Fitri pada 1998. Lantas terjadilah kejadian itu, Siti bercerita saat hendak salat Subuh, dia memasak air di dapur. Lalu, majikan perempuannya memukul kepala, menjambak dan mencekik lehernya. Kemudian, dalam keadaan kesusahan dan kesakitan, Siti mencari pisau dan menusuk perut majikannya.

Setelah mendapatkan kabar penyiksaan tersebut, keluarga Siti, Hasan, yang merupakan kakak kandung Siti mendatangi kantor Depnakertrans untuk mengadukan masalah Siti. Oleh Depnakertrans, saat itu, Hasan diminta mendatangi PT. Panca Bayu Ajisakti dan berkirim surat ke KBRI Arab Saudi.

Lalu, Hasan menerima kabar bahwa adik kandungnya tersebut sedang ditahan dan terancam hukuman mati. Sejak itu, Hasan giat meminta bantuan pemerintah dengan berkirim surat ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Departemen Luar Negeri dan instansi TKI lainnya.
Hasan juga bertemu dengan mantan Ibu Negara, Sinta Nuriyah Wahid, di Istana Kepresidenan pada 24 Oktober 2001, hingga akhirnya Hasan dan keluarga Siti berhasil menemui Siti di penjara Arab Saudi. Namun, usaha keluarga Siti untuk memperjuangkan nyawa Siti, akhirnya kandas. Di tangan eksekutor Arab Saudi, Siti melepas kehidupannya selama-lamanya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER