Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Staf ahli Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ignatius Imam Basuki mengatakan, moda transportasi udara memiliki tingkat keselamatan yang terbaik jika dibanding sistem transportasi lain. Menurut Ignatius,
safety margin penerbangan kini semakin menurun.
"Faktornya, manusia Indonesia sudah memiliki rasa ingin selamat,
habit safety sekarang sudah tumbuh. Orang enggak mau berpergian tanpa jaminan keselamatan," ujar Ignatius di Pangakalan Bun, Kotawaringin Barat, Kamis (16/4).
Ignatius memaparkan, sebelum kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 akhir Desember tahun lalu,
safety margin penerbangan Indonesia sudah mencapai titik terendah. Namun akibat kecelakaan itu, angka safety margin kembali meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, keselamatan penerbangan tidak hanya dipengaruhi satu faktor tertentu. Akibatnya,
safety margin mustahil menyentuh angka nol. "Ada moral
habit safety, salah satu faktor lain tergantung pada teknologi.
Safety margin enggak mungkin
zero," tuturnya.
Pada tahun 2008 dan 2009, tercatat terjadi tiga kasus kecelakaan pesawat komersial di Indonesia. Secara berturut-turut, selama tiga tahun sesudahnya kecelakaan pesawat komersial turun menjadi dua kasus.
Pada 2013, jumlah tersebut turun menjadi satu kasus kecelakaan. Begitu pun di tahun lalu. Pesawat AirAsia QZ8501 menjadi satu-satunya pesawat komersial yang mengalami kecelakaan.
Berdasarkan penelitian Kementerian Perhubungan pada 2012, penyebab utama kecelakaan transportasi udara ialah faktor kesalahan manusia. Persoalan teknis dan faktor alam merupakan dua penyebab lain.
(rdk)