Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget saat mengetahui soal adanya dua warga negara Indonesia (WNI) yang mendapatkan hukuman pancung di Arab Saudi dalam kurun waktu satu minggu. Kedua WNI tersebut adalah Siti Zaenab dan Karni.
Presiden menjelaskan, selama ini telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan kedua WNI tersebut. Namun, Pemerintah Arab Saudi tetap melakukan eksekusi terhadap keduanya tanpa memberikan notifikasi kepada Pemerintah Indonesia.
"Upaya-upaya (penyelamatan) sudah kami lakukan. Kami bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) di sana, juga Duta Besar di sana sudah dampingi. Ada pengacara juga. Terus terang kami juga kaget, karena tanpa pemberitahuan sama sekali. Itu yang diproses oleh Menlu," ujar Jokowi di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (17/4) sebelum bertolak ke Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengungkapkan, sebelumnya pihaknya telah mengirimkan surat kepada Pemerintah Arab Saudi. "Sistem di Arab Saudi memang berbeda. Betul-betul tanpa pemberitahuan. Itu yang kami kirim kemarin surat protes itu," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Selasa (14/4) lalu, Siti Zaenab dieksekusi mati karena kalap menusuk perut majikannya saat dirinya kesal setelah berkali-kali mendapat kekerasan oleh majikannya.
Sedangkan kemarin, Kamis (16/4), giliran Karni yang dipancung akibat membunuh anak majikannya saat tidur.
Untuk diketahui, di bawah hukum Saudi, pembunuh bisa terlepas dari hukuman mati hanya jika mendapat pengampunan dari keluarga korban. Pada kasus Siti Zaenab dan Karni, keduanya tak memperoleh maaf dari keluarga korban.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan pemerintah Arab Saudi sudah melakukan eksekusi mati tanpa notifikasi kepada 61 terpidana sejak awal 2015. Dari 61 terpidana mati tersebut, sebanyak 25 orang merupakan warga negara asing dan 36 lainnya warga lokal.
(meg)