PDIP: Menteri Tak Boleh Bermanuver

Aulia Bintang | CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2015 18:20 WIB
Politisi senior PDI Perjuangan Pramono Anung menghimbau agar para menteri tidak melakukan manuver yang berimbas pada penurunan kinerja pemerintah.
Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Jusuf Kalla berfoto bersama dengan para menteri usai pelantikan menteri Kabinet Kerja di depan Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Oktober 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung mengatakan jika para menteri yang menjadi bawahan Presiden Indonesia Joko Widodo untuk tidak melakukan manuver. Hal tersebut dikatakan Pramono saat isu perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja kian muncul ke permukaan.

Menurut mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu, tugas menteri adalah membantu presiden maka tidak seharusnya mereka melakukan manuver yang akhirnya kontra produktif dengan presiden. (Baca juga: Apapun Kondisinya, Rombak Kabinet Kewenangan Jokowi)

"Menteri adalah pembantu presiden maka harus membantu presiden sepenuhnya dan tidak boleh seorang menteri bermanuver," kata Pram - sapaan akrab Pramono - saat ditemui di kompleks DPR RI, Selasa (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pram menegaskan ketika seseorang ditunjuk maka tidak ada pilihan lain ia harus menjabarkan dan membantu apapun yang ditugaskan oleh presiden. Oleh sebab itu, jika ada menteri yang bermanuver maka presiden bisa mengambil langkah tegas.

Terkait perombakan kabinet, Pram mengatakan itu semua akan dikembalikan kepada presiden. Menurutnya presiden pasti telah melakukan penilaian selama enam bulan masa kerja para menteri dan sudah mengetahui mana-mana saja menteri yang melakukan tugas tidak sesuai dengan harapan dan target pemerintahan. (Baca juga: Politisi PDIP Sebut Banyak Menteri Tak Paham Konsep Jokowi)

"Kewenangan melakukan reshuffle adalah kewenangan presiden, tentunya presiden dan wakil presiddn melihat performa pemerintah apakah dalam enam bulan ini kinerjanya seperti yang dijabarkan di awal atau tidak," ujarnya.

Isu reshuffle berhembus setelah Poltracking merilis hasi survei terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Poltracking menyebut, sebanyak 48,5 persen responden mereka menyatakan tidak puas pada hasil kerja sementara Kabinet Kerja.

Angka ketidakpuasan tersebut lebih rendah dibandingkan presentase narasumber yang menyatakan puas terhadap pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yakni 44 persen. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Kabinet Kerja ini merupakan yang terendah dalam enam bulan terakhir. (Baca juga: Kepuasan atas Kinerja Jokowi-JK Capai Titik Terendah) (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER