Menteri Tjahjo: Presiden Tidak Perlu Juru Bicara

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2015 18:56 WIB
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai bahwa Presiden Joko Widodo tidak memerlukan juru bicara untuk membantunya berkomunikasi dengan publik.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika membuka Asian-African-Business Summit yang merupakan rangkaian peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa, 21 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai bahwa Presiden Joko Widodo tidak memerlukan juru bicara untuk membantunya berkomunikasi dengan publik, seperti opini yang disebutkan beberapa pihak.

"Saya sebagai Mendagri tidak sependapat kalau Presiden mempertimbangkan harus ada juru bicara. Enggak usah," ujar Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (21/4).

Tjahjo berpendapat, juru bicara yang baik adalah Sang Presiden sendiri, dibantu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jika ada suatu kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya dalam membuat suatu kebijakan, Tjahjo menganggap bahwa Presiden tidak akan langsung disalahkan oleh publik, meskipun tidak ada jubir.

Selain itu, Tjahjo mengaku yakin bahwa para menteri Kabinet Kerja akan siap membantu Presiden dalam melakukan komunikasi dengan publik. "Bumper ya menteri-menteri. Semua menteri harus jadi bumper Presiden. Jangan menteri yang berlindung di belakang Presiden," kata dia.

Sebelumnya, sebuah survei menyebutkan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo rendah. Hal itu, menurut Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha seperti ditulis beberapa media dikarenakan bukan akibat dari kinerja menteri, melainkan berdasar kepada cara komunikasi presiden terhadap publik.

Hanta mengatakan, tanpa ada jembatan komunikasi antara publik dengan presiden menyebabkan orang nomor satu di pemerintahan itu langsung menjadi bumper untuk semua urusan pemerintahan. Permasalahan ini lantas ia bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya kala era Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang memiliki juru bicara sebagai jembatan komunikasi antara istana dengan publik.
(sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER