Petinggi Korut Sebut AS Munafik di Pidato KAA

Denny Armandhanu & Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2015 21:02 WIB
Dalam pidatonya di KAA perwakilan Korea Utara menilai Amerika Serikat negara pelanggar HAM berat di dunia dengan segudang senjata nuklir dan pecinta perang.
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un. (Reuters/KCNA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Presidium Korea Utara Kim Yong Nam "menyerang" Amerika Serikat dalam pidatonya di mimbar Konferensi Asia Afrika, Rabu (22/4). Dia menyebut AS sebagai negara yang munafik dan pelanggar hak asasi terbesar di dunia.

Kim mengatakan bahwa salah satu bentuk kemunafikan Amerika Serikat adalah melarang negara lain memiliki senjata nuklir. Padahal menurut Kim AS juga memiliki senjata nuklir.

"AS adalah negara dengan gudang senjata nuklir terbesar dunia. AS juga negara satu-satunya di dunia yang pernah melakukan pembantaian dengan nuklir, menjadikannya sebagai pelanggar HAM terbesar di dunia, menjadikan AS sebagai negara yang gila dan munafik ketika melarang negara lain memiliki nuklir dan menuduh melanggar HAM," kata Kim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu orang kedua di Korut setelah Kim Jong Un ini mengatakan bahwa AS adalah negara pecinta perang. Salah satu buktinya, kata dia, AS melakukan latihan perang dengan Korea Selatan di Semenanjung Korea yang melibatkan ratusan ribu tentara, dengan tujuan untuk menyerang Korut tiba-tiba dengan nuklir.

"Mereka menuduh Korut melanggar HAM dan menjatuhkan sanksi. Namun mereka memejamkan mata pada sistem sosialis kami yang hebat, di mana seluruh rakyat merasakan kebebasan sejati, bebas melakukan hak mereka dan dilindungi negara," ujar Kim.

Dia juga memperingatkan negara-negara peserta KAA bahwa AS adalah pengganjal pembangunan dan perdamaian Asia dan Afrika, Selain menggunakan kekerasan, lanjut Kim, pemerintahan Barack Obama juga akan melakukan tekanan politik dan ekonomi agar tujuannya mendominasi dunia tercapai.

Dalam pertemuan itu, Kim mengajak negara-negara Asia Afrika untuk bersatu melawan dampak buruk globalisasi. Di antaranya adalah dengan memperkuat landasan Semangat Bandung, pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.

"Kemajuan dan kemakmuran bukanlah pemberian, melainkan harus diraih oleh upaya sendiri. Kita punya potensi besar dan banyak kemungkinan untuk meningkatkan kerja sama selatanp-selatan," tegas Kim. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER