'Tommy Soeharto Tak Temui Agung, Belum Bisa Rekatkan Golkar'

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 10:38 WIB
Tommy menginisiasi pertemuan dengan Ical dan Akbar Tandjung. Jika mau adil, ujar Indra Piliang, Tommy juga harus bertemu Agung Laksono dan Siswono Yudo Husodo.
Tommy Soeharto kembali aktif berkiprah di Golkar di tengah mencuatnya konflik antara kubu Ical dan Agung. (AFP/Adek Berry)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kader Golkar Indra Jaya Piliang menganggap Tommy Soeharto belum bisa dilihat sebagai sosok pemersatu partai beringin seperti yang dicita-citakan putra bungsu mendiang Presiden Soeharto itu. Pasalnya, hingga kini manuver Tommy masih sebatas di lingkup kubu Aburizal Bakrie. (Baca cerita Elza: Tommy Soeharto Bisa Pimpin Golkar, Sudah Bertemu DPD I)

“Tommy ingin agar Golkar jangan sampai jadi kerdil akibat konflik. Tapi dari sisi politik, dia lebih mewakili kelompok Munas Bali. Dia juga mengkritisi kelompok Munas Ancol. Tommy bukan unsur perekat Golkar. Jika mau jadi pemersatu, mestinya dia sowan juga ke Agung Laksono,” kata Indra kepada CNN Indonesia, Kamis (23/4).

Sampai saat ini Tommy belum pernah sekali pun menemui Agung Laksono seperti yang ia lakukan terhadap Ical. Padahal Golkar kini terbelah dua antara kubu Ical dan Agung. Jadi bila mau adil, ujar Indra, Tommy pun seharusnya menjumpai Agung terlepas dari posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Golkar kubu Munas Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Tommy dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Munas Ancol Leo Nababan yang terjadi beberapa kali, dipandang Indra tak berarti apa-apa. Pertemuan itu dianggapnya lebih bersifat kekeluargaan. Lagi pula, ujar Indra, tak sepadan bila Tommy menemui Ical di kubu Munas Bali, sedangkan di kubu Munas Ancol hanya menemui Leo.

“Tokoh Munas Bali itu Ical dan Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Pertimbangannya. Sementara tokoh Munas Ancol ialah Agung Laksono dan Siswono Yudo Husodo selaku Ketua Dewan Pertimbangannya,” kata Indra. Bila keempat tokoh itu seluruhnya ditemui Tommy, imbuhnya, itu baru pantas bagi kedua kubu.

Terlebih, ujar Indra, Tommy secara terbuka menyebarkan foto pertemuannya dengan petinggi kubu Ical via media sosial lewat akun Twitter Tommy di @HutomoMP_9 (Baca: Cerita Akbar Tandjung soal Pertemuan Tommy Soeharto dengan Ical)

Apabila Tommy betul-betul ingin menjadi tokoh Golkar dan menginisiasi islah, kata Indra, maka mutlak baginya untuk masuk ke semua kelompok dan membawa kepentingan lebih luas secara adil. Bila Tommy hanya bergerak di kubu Ical, maka dikhawatirkan justru dapat memunculkan faksi-faksi baru di tubuh partai beringin.

Leo Nababan membenarkan ucapan Indra. Menurut dia, pertemuannya sebanyak enam kali dengan Tommy adalah untuk urusan pribadi, bukan perkara Golkar. "Tapi di tengah pembicaraan dia bertanya soal Golkar, maka saya jawab. Saya berikan juga surat dari Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi ke Tommy," kata dia.

Secara terpisah, Akbar Tandjung mengatakan Tommy ingin ada jalan keluar win-win solution di antara kedua kubu bertikai di Golkar. Dia merasa berkepentingan mempertahankan eksistensi partai yang dibangun sang ayah di era Orde Baru. (Simak cerita Timses: Tommy Soeharto akan Selamatkan Golkar Warisan Ayahnya) (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER