Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Viktor Simanjuntak menyebut delapan saksi kasus Wakil Ketua nonaktif Bambang Widjojanto diduga mengalami intimidasi. Saat ini, penyidik telah dikirimkan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk menelusuri kemungkinan tersebut.
Kepala Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan, saat ini tim masih berada di Pangkalan Bun untuk meminta keterangan para saksi. "Kami ingin tahu siapa yang mengintimidasi dan bentuknya apa, alat buktinya apa," kata Budi di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (24/4).
Sejauh ini, penyidik juga belum bisa menyimpulkan apakah pihak yang mengintimidasi para saksi adalah suruhan Bambang. Menurutnya, penyidik masih menelusuri kemungkinan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini baru tahap pemeriksaan saksi korbang yang sekarang sedang ditangani. Bisa saja nanti arahnya ke mana, kita tidak tahu," kata Budi.
Kemarin, Viktor menyebut para saksi melapor ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban karena merasa diintimidasi agar mencabut laporan terhadap Bambang. Tim dari LPSK, menurut Viktor, telah melapor ke Bareskrim dan lebih dulu ke Pangkalan Bun untuk mengecek para saksi.
Walau sudah mengklaim terjadi intimidasi, Viktor menyatakan tidak serta merta akan mengusut kejadian ini sebagai tindak pidana "Kami menunggu apa keterangan dari LPSK," ujarnya.
Bambang Widjojanto sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka karena diduga mengarahkan saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, di Mahkamah Konstitusi pada 2010 lalu.
(pit)