Jakarta, CNN Indonesia -- Febyanti Herewila, istri terpidana mati Andrew Chan, menyambangi Nusakambangan dengan isakan tangis, Selasa (28/4). Bersama Febyanti, turut mendampingi ibunda Andrew Chan yang juga menjejakkan kaki di Dermaga Wijayapura, Cilacap, dengan isak tangis sebelum menyeberang ke Nusakambangan, pulau di selatan Cilacap yang dijadikan lokasi eksekusi mati.
Selain mereka, adik Myuran Sukumaran, Brinka, lebih dulu tiba di Dermaga Wijayapura dengan histeris. Berbalut jaket hitam, Brinka tak berhenti menangis hingga memasuki ruang tunggu. Teriakan dan tangis histerisnya tak berhenti untuk waktu yang cukup lama. (Baca juga:
Pesan Kakak Andrew Chan untuk Jokowi: Jangan Bunuh Orang)
Michael Chan, kakak Andrew, dan kerabat lainnya terlihat mencoba tegar. Hari ini adalah hari terakhir mereka bisa bertemu para terpidana mati. Kuasa hukum Myuran dan Andrew, Leonard Artan Aritonang, masih menyimpan harapan kliennya dapat hidup lebih lama tanpa eksekusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rombongan keluarga Myuran dan Andrew tiba pukul 08.30 WIB. Ada sekitar lima orang dari keluarga Andrew, dan tujuh orang dari keluarga Myuran. (Baca juga:
Eksekusi Mati, Beda Respons Jokowi atas Mary Jane-Bali Nine)
Michael berharap kemurahan hati diberikan oleh Indonesia melalui Presiden Jokowi. Menurutnya, manusia tak bisa semena-mena memutuskan apapun atas nyawa manusia lainnya.
"Saya berharap ketika ia (Andrew) terbangun di penjara besok pagi (hari ini), ia masih menunjukan kasih dan kemurahan hati. Inilah yang perlu ditunjukan kepada negara, tak hanya sekedar menunjukkan bahwa negara punya kuasa dan memutuskan apapun atas kuasa itu," kata Michael.
Ia berharap ada perubahan terkait eksekusi mati kepada manusia. Michael mempertanyakan mengapa tidak memilih hukuman lain untuk memberikan dampak jera, termasuk usaha negara melindungi generasi muda lewat pendidikan. (Baca juga:
Permintaan Andrew Chan untuk Menikah Sudah Dipenuhi)
Hingga kini secara bertahap keluarga calon tereksekusi mati mendatangi Nusakambangan. Jika eksekusi mati jadi dilakukan malam ini, dipastikan para terpidana mati mulai diisolasi sore nanti dan hanya didampingi rohaniawan. Jika merujuk pada eksekusi mati jilid pertama, para terpidana mati akan dihadapkan pada regu tembak di Lapangan Tembak Lapas Limus Buntu, Nusakambangan.
(pit)