Cilacap, CNN Indonesia -- Sebanyak 12 ambulans tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Selasa (28/4), sekitar pukul 09.30 WIB. Dari 12 ambulans itu, hanya sembilan yang berisi peti mati berkain putih, persis seperti jumlah terpidana mati kasus narkoba yang hendak dieksekusi di Nusakambangan, pulau di selatan Cilacap, Jawa Tengah.
Eksekusi rencananya bakal digelar Rabu dini hari (29/4). Ambulans akan digunakan untuk membawa jenazah sembilan terpidana mati setelah dieksekusi di Lapangan Tembak Limus Buntu, Cilacap, dan disemayamkan di salah satu lokasi di Nusakambangan.
Sebelumnya, Kepala Kejaksaan Negeri Cilacap dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Nur Ali mengecek keseluruhan persiapan eksekusi mati. Persiapan tersebut meliputi regu tembak, lokasi eksekusi, keamanan, tim kejaksaan, dan petugas sipir LP Besi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sembilan terpidana mati yang bakal dijemput maut terdiri dari tiga warga Nigeria, Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, dan Silvester Obiekwe Nwolise. Ada pula Rodrigo Gularte dari Brasil, Martin Anderson dari Ghana, Zainal Abidin dari Indonesia, dan Mary Jane dari Filipina. Selain itu terdapat duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Seluruh terpidana mati kini diisolasi di LP Besi. Sejumlah keluarga tampak berdatangan menengok. "Kami diberi batas waktu, setahu saya sampai jam 02.00," ujar kuasa hukum Bali Nine, Todung Mulya Lubis, di dermaga.
Pagi tadi, para kerabat duo Bali Nine telah tiba di Nusakambangan. Ibu dan istri Andrew Chan, Febyanti Herewila, datang dengan isak tangis. Demikian pula dengan adik Myuran Sukumaran, Brinka, yang tiba dengan tangis histeris. (Baca:
Tiba di Nusakambangan, Adik Terpidana Mati Bali Nine Histeris)
(agk)