Jakarta, CNN Indonesia -- Zainal Abidin, satu di antara sembilan terpidana mati, menitikkan air mata saat melaksanakan salat zuhur terakhirnya bersama sang adik, Iwan Setiawan. Malam ini, regu tembak akan menghujamkan peluru tepat di jantungnya.
Ade Yuliawa, kuasa hukum Zainal, ikut serta dalam salat berjamaah di masjid Lembaga Pemasyarakatan Besi, Nusakambangan, Cilacap itu. Mereka diimami rohaniawan Hasan Makarim yang akan mendampingi Zainal hingga dihadapkan pada moncong senapan.
"Pak Zainal agak nangis saat salat Zuhur bersama," ujar Iwan kepada awak media di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Selasa (28/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita mengalir dari Iwan. Ia melihat Zainal tampak tenang mengenakan kemeja hitam dan celana putih. Tak ada borgol yang merekatkan kedua lengannya.
Selepas salat, Hasan memimpin doa untuk para terpidana. Suasana haru menyelimuti masjid. Selepas Zuhur adalah kali terakhir keluarga dan pengacara dapat bertemu Zainal. Setelah 14.00 WIB, tak bisa lagi kerabat, pengacara, atau keluarga bertatap muka hingga malam nanti saat maut menjemput para terpidana.
"Saya mohon untuk mendoakan Zainal agar amal ibadahnya diterima di sisi Allah," ujar Iwan mencoba tegar. Ia seakan menjadi perpanjangan lidah Zainal, mewakilinya untuk menyampaikan permohonan maaf atas seluruh kesalahan sang kakak.
"Pak Zainal paling sehat dan mungkin agak ngantuk karena begadang semalam untuk berzikir," kata Ade, pengacaranya.
Hasan Makarim mengaku telah meminta santrinya banyak melafazkan nama Allah. Dia juga membekali Zainal dengan Alquran dan beberapa buah kurma.
Jika rencana Kejaksaan Agung selaku eksekutor lancar, maka eksekusi Zainal bakal berlangsung beberapa jam ke depan.
Cerita Zainal adalah satu di antara sembilan terpidana yang akan berhadapan dengan 12 moncong senapan dari regu tembak Brimob nanti malam. Delapan terpidana mati lainnya juga bakal dieksekusi di Lapangan Tembak Limus Buntu, Pulau Nusakambangan. Kini mereka semu diisolasi di sel di LP Besi, Nusakambangan, dan menyisakan ceritanya masing-masing sebagai manusia.
(pit)